Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Belajar dianggap membosankan dan media sosial dikaitkan dengan penurunan prestasi sekolah. Konsumsi media sosial yang berlebihan meningkatkan gangguan konsentrasi. Namun, popularitas studygram dapat memberikan dampak positif, bahkan dapat meningkatkan prestasi.
Studygram berasal dari kata ‘study’ dan ‘Instagram’, merujuk pada tren mengunggah foto catatan belajar yang indah di platform Instagram. Prosesnya melibatkan pembuatan catatan seperti biasa di buku, kemudian memfotonya dan membagikannya di Instagram. Praktik ini memunculkan istilah Studygram.
Catatan yang teratur dan menarik tentunya memudahkan pemahaman terhadap materi yang ditulis. Dilansir dari Halo.Doc, Studygram tidak hanya menarik secara visual, tetapi studi juga menunjukkan bahwa otak lebih efektif menyerap informasi ketika melihat tulisan yang berwarna selain hitam atau biru.
Melalui Studygram, kita dapat berbagi pengetahuan dan menginspirasi melalui catatan yang kita buat. Mengamati catatan orang lain, termasuk yang kita buat sendiri dengan nilai estetika dan kerapian, menjadi motivasi diri dan mendorong kita untuk meningkatkan kualitas pengetahuan.
Sebagian besar pengguna Studygram adalah pelajar dan mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan. Namun, ada pula karyawan swasta, pegawai instansi pemerintahan, dan bahkan guru yang mengadopsi metode ini. Pendekatan ini membuat proses belajar menjadi lebih mudah karena materi disajikan dalam format yang singkat, jelas, dan menarik. (Gita)