Lolos Pendanaan PKM, Mahasiswa Untag Surabaya Ciptakan Solusi Revolusioner

  • 08 Mei 2024
  • 289

Mahasiswa Fakultas Teknik Untag Surabaya berhasil mendapatkan pendanaan Program Kreativitas (PKM) Penerapatan IPTEK oleh Kemendibud Ristek. Tim tersebut mengusung inovasi ‘Rusun Maggot’, antara lain Henry Satya Yuwana (Arsitektur), Nabila Ayu Farras (Teknik Industri), Alya Viranda (Teknik Industri) dan Abdulla Farel Bahtiar (Arsitektur) 


Henry Satya Yuwana, mahasiswa Arsitektur Untag Surabaya, sekaligus Ketua Tim, menjelaskan bahwa ‘Rusun Maggot’ merupakan sistem budidaya maggot dengan penggunaan lahan optimal serta solusi praktis untuk peternak maggot.


“Rusun Maggot adalah sistem budidaya maggot secara vertikal yang memungkinkan mitra untuk membudidayakan maggot secara optimal meskipun dalam lahan terbatas di kota. Dengan konsep ini, mitra dapat meningkatkan hasil budidaya hingga 3-4 kali lipat karena Rusun Maggot memiliki 4 susun,” terangnya (6/5). 


Henry, sapaan akrabnya, bersama dengan timnya, mengembangkan ide ini karena mereka menyadari bahwa Maggot, yang kini banyak dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian dan pakan perikanan, memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Namun, budidaya maggot di perkotaan seringkali terhambat oleh keterbatasan lahan dan keterlibatan tenaga kerja yang tinggi.


“Hal yang melatarbelakangi ide ini adalah antara lain kami mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh mitra dalam proses budidaya maggot saat ini. Mitra kami sedang mengembangkan budidaya maggot yang digunakan untuk pupuk pertanian dari Kasgot (bekas maggot) dan untuk pakan perikanan dari maggot yang dibudidayakan. Budidaya maggot yang dilakukan menghadapi beberapa permasalahan, seperti keterbasan lahan di kota, budidaya membutuhkan 3 tempat, dan membutuhkan peran tenaga kerja yang tinggi,” jelasnya

 

Dibalik terciptanya sebuah inovasi, tidaklah mudah bagi mereka untuk mencapai keberhasilan. Tim yang seluruh anggotanya berasal dari mahasiswa Fakultas Teknik Untag Surabaya dengan didampingi oleh dosen pembimbing Febby Rahmatullah Masruchin, S.T., M.T., menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan 'Rusun Maggot', termasuk tantangan teknis dan kesulitan dalam memperkenalkan konsep baru kepada masyarakat.


“Proses merancang dan menerapkan sistem Rusun Maggot sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dapat menjadi rumit, terutama karena memerlukan pemahaman mendalam tentang teknologi dan infrastruktur yang dibutuhkan serta kemampuan teknis untuk mengimplementasikannya dengan tepat. Tantangan lainnya adalah memperkenalkan dan menyebarkan konsep Rusun Maggot kepada masyarakat secara luas, serta memastikan adopsi yang meluas dan berkelanjutan dari inovasi tersebut dengan efektif melakukan promosi, edukasi, dan pembangunan kesadaran masyarakat,” ujar Henry.


Dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, mereka berhasil mengatasi hambatan tersebut dan meraih kesuksesan melalui PKM IPTEK 'Rusun Maggot'. Ini bukan hanya inovasi teknologi yang menjanjikan, melainkan juga contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam memberikan solusi bagi masyarakat. Keberhasilan proyek ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan pembangunan di Indonesia. (Ajeng)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id