Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dunia digital semakin digemari di Indonesia. Beberapa profesi di dunia digital pun menjadi primadona sangat booming dan diminati oleh banyak masyarakat. Sebagian besar aktivitas kerja dan kehidupan bergantung pada perangkat dan aplikasi digital. Keberadaan internet juga telah merevolusi mengelola tugas hidup, memungkinkan koneksi dengan orang baru melalui jejaring sosial dan membuka cakrawala ekonomi baru untuk transaksi melalui ponsel perangkat baik untuk individu maupun organisasi, termasuk perubahan radikal dalam sistem pendidikan tinggi dan metode pengajaran.
Meskipun demikian, banyak orang masih menghadapi risiko keamanan informasi dari berbagai macam ancaman. Kurangnya kesadaran dunia maya masih menjadi masalah global yang serius masalah. Maraknya pemberitaan dunia mengenai peretasan atau pencurian data pribadi, sesuai data Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, negara Indonesia kurang memadai dan bahkan masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) pada bidang Cyber Security. Kekuatan teknologi tidak akan berjalan jika tidak diimbangi dengan kekuatan SDM.
Teknologi seringkali dimaknai sebagai basis aktifitas kinerja. Sebagai pemegang peranan utama, dalam berbagai macam permasalahan IT sangat diperlukan SDM yang kokoh guna mempersiapkan dan mencegah adanya ketimpangan pada kemajuan teknologi. Systems Audit and Control Association (ISACA) menyatakan terjadi peretasan data sekitar tahun 2016 yakni lebih dari 1 miliar data pribadi yang mengalami peretasan. Menurut survei, dunia membutuhkan 15 juta tenaga ahli untuk cyber security, sedangkan Indonesia membutuhkan 1000 expertis cyber security untuk berbagai macam kebutuhan, mulai dari dunia industri, instansi pemerintah dan lain sebagainya. Artinya, kebutuhan akan keamanan data di dunia digital semakin tinggi.
Melihat dunia yang semakin membutuhkan profesi cyber security, organisasi dan lembaga pendidikan harus mengembangkan program pelatihan yang memadai, dengan langkah pertama evaluasi komparatif tingkat kesadaran di berbagai negara. Sistem dan Teknologi Informasi (STI) menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dalam pengembangan dan inovasi teknologi yang memperhatikan kebaharuan, ketepatan, dan keamanan penerapan teknologi dalam bidang kepemerintahan, bisnis, dan edukasi digital. Selain itu, Sistem dan Teknologi Informasi ber-kapabel dalam melakukan penerapan dan pemeliharaan sistem informasi siber yang aman, serta menganalisa kemanan siber sebuah sistem informasi menggunakan standar keamanan siber internasional. Lulusan – lulusan STI memiliki keterampilan berkualitas dan lolos kualifikasi sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan dan perekayasa sistem informasi diantaranya sebagai Secure Information System Developer, Cyber Security Engineer, dan Cyber Security Analyst.
Pada fokus Secure Information System Developer, lulusan STI mampu mengembangkan sistem informasi berbasis mobile atau web yang dilandasi dengan arsitektur sistem dengan aman (secure) guna membantu memudahkan proses penyelesaian masalah kepemerintahan, bisnis, atau edukasi dengan menggunakan teknologi baru atau yang sedang berkembang. Pada fokus Cyber Security Engineer, lulusan STI mampu menerapkan konsep dan merancang keamanan siber esuai dengan standar internasional sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan mampu menangkal berbagai serangan siber. Sedangkan pada Cyber Security Analyst, lulusan STI mampu menyusun dan mengimplementasikan dokumen kebijakan keamanan informasi, termasuk mengkaji efektifitas penerapan kontrol akses, melaksanakan uji coba, dan mengevaluasi kelemahan keamanan.
Sistem dan Teknologi Informasi menyiapkan generasi penerus yang adaptif terhadap perkembangan jaman, mengingat pengetahuan tentang data haruslah disampaikan secara dini, serta berupaya menajamkan sektor pendidikan dalam membuka konsentrasi yang salah satu fokusnya pada Cyber Security. Dibutuhkannya sumber daya manusia yang berketerampilan di bidang siber, profesi ini juga menjanjikan di masa depan, dimana budaya masyarakat yang semakin erat dengan ketergantungan terhadap internet dalam setiap aktivitasnya. Maka dari itu, akan dibutuhkan SDM yang menguasai keterampilan di bidang Cyber Security menuju sasaran untuk menghadapi serangan kejahatan siber yang berusaha menguasai segala sarana dan prasarana dalam bidang teknologi informasi.
*) SUPANGAT, M.KOM., ITIL., COBIT, Kepala Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Direktur Direktorat Sistem Informasi YPTA Surabaya
Reporter