Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Desa Dukunanyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik terkenal dengan potensinya yaitu Tambak Bandeng, Nila, dan Udang. Hal ini dimanfaatkan oleh Divisi Kewirausahaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler UNTAG Surabaya di Desa Dukunanyar dengan mengadakan pelatihan memasak berbahan dasar ikan di balai desa selama 3 hari berturut-turut (27-29/7).
Laillatul Rochmawati, Ketua Divisi Kewirausahaan KKN Reguler Desa Dukunanyar mengatakan, kegiatan yang digelar oleh kelompoknya disambut baik oleh masyarakat. Sehingga banyak perempuan yang bergabung di Pemberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat (PKK) mengikuti pelatihan memasak.
‘’Kami melihat potensi disini tambak hanya diolah menjadi lauk saja dan susah dinikmati anak, misalnya Bandeng karena durinya. Padahal bisa diolah menjadi snack yang sehat bagi anak,” tutur Laillatul.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa Bandeng dapat diolah menjadi Abon dan Sempol. Sedangkan Nila diolah menjadi Pok Pok 3 Rasa; serta Udang diolah menjadi Bakso, Siomay, dan Scallop. Menurut Laillatul, salah satu inovasi olahan yang paling menarik adalah Kaldu Udang. Pasalnya kaldu ini dibuat dengan menggunakan kulit dan kepala udang yang selama ini tidak lantas ikut dimakan.
‘’Limbah kulit udang kami cuci kemudian kami jemur. Setelah mengering kami tumbuk hingga halus menjadi serbuk. Barulah bisa digunakan untuk kaldu kuah sayur lodeh, sebagai penyedap rasa, atau koya,’’ paparnya.
Semua olahan, kata Laillatul, dimasak menggunakan Mesin Spinner dari Divisi Teknologi Tepat Guna (TTG), sehingga olahan yang dihasilkan lebih higienis daripada dimasak secara konvensional.
‘’Semua suka gorengan, tak peduli tua dan muda. Mesin Spinner ini bisa meniriskan minyak, tanpa perlu repot menggunakan tisu. Gorengan tetap garing dan lezat,’’ ujarnya.
Berkat bantuan dari mahasiswa KKN UNTAG Surabaya yang dibimbing oleh Maula Nafi', S.T., M.T., Nur Hayati Ketua PKK Desa Dukunanyar merasa terbantu. Dia juga berterima kasih atas hibah Mesin Spinner yang diberikan. Menurutnya, mesin tersebut mampu menjadikan gorengan lebih sehat.
‘’Kami sangat antusias karena kegiatan ini sangat menarik untuk diikuti. Selama 3 hari ini kami belajar banyak. Seperti Bandeng yang bisa dimakan anak tanpa perlu khawatir durinya, kemudian Nila yang bisa jadi snack sekaligus lauk, dan Kaldu Udang yang menjadi referensi baru penyedap rasa,’’ ungkapnya. (Gilang)