Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pandemi Covid-19 memberikan dampak diberbagai sektor kehidupan, salah satunya yang paling dirasakan ialah perekonomian yang menurun. Banyak pedagang kaki lima yang tidak bisa berjualan dengan normal karena harus membatasi jumlah pengunjung atau jadwal tutup yang dimajukan.
Semenjak pemerintah berbondong-bondong mengajak masyarakat untuk hidup di era penormalan baru, kegiatan sehari-hari belum bisa berjalan seperti biasa, banyak kegiatan yang masih harus dilaksanakan dari rumah.
Dengan sedikitnya orang yang beraktifitas di luar rumah, membuat mereka tidak perlu lagi membeli makanan diluar. Banyak pedagang makanan gulung tikar karena sepinya pembeli, terutama pedagang makanan yang memiliki pembeli di kalangan mahasiswa atau pekerja. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu sebuah penanganan untuk memulihkan perekonomian pedagang makanan.
Kondisi ini kemudian memotivasi salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya bernama Fakhrial Adam. Mahasiswa yang akrab dipanggil Adam tersebut melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan melakukan pendampingan terhadap warung makan “Ayam Kaget”.
Warung makan milik Noko ini bertempat di Jalan Gubeng Kertajaya 1/G No.35A RT.01 RW.03 dan sudah berdiri sejak awal tahun 2017. Warung tersebut menyediakan nasi lalapan dengan banyak pilihan lauk dan nasi goreng. Usaha yang dimiliki oleh satu keluarga besar ini mengalami penurunan omset sejak bulan Februari lalu karena mayoritas pembelinya adalah mahasiswa, sedangkan hingga saat ini mahasiswa masih belajar dari rumah.
Program KKN yang dilakukan Adam antara lain dokumentasi (foto & video), katalog makanan, memperbaiki bungkus kemasan, mendesain ulang banner untuk meningkatkan minat pembeli dan memperjelas identitas warung yang ada guna meningkatkan daya jual.
“Program-program itu saya susun sesuai dengan kondisi kebutuhan warung Noko. Beliau tidak punya foto makanan, juga banner yang terpasang sudah robek dan warnanya pudar. Jadi saya desainkan ulang,” ujarnya.
Noko menuturkan, dirinya tidak pernah melakukan kegiatan promosi sejak awal berjualan dikarenakan minimnya pengetahuan. Sehingga hal tersebut dapat menjadi alasan warung makanannya kurang berkembang.
Melalui kegiatan KKN ini, Noko sekeluarga merasa sangat terbantu. Bahkan beliau mengatakan banyak pembeli baru yang membeli makanannya.
“Bannernya kan baru, warnanya kuning terang, jadi orang yang lewat itu pasti noleh,” ucapnya.
Walaupun warung makan Noko hanya sebuah warung gerobak pinggir jalan, akan tetapi beliau dan keluarganya berjualan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Untuk melengkapi protokol kesehatan, Adam pun memberikan bak cuci tangan sebagai pemberian akhir dari kegiatan KKN yang dijalankannya. (RA)
#KitaUntagSurabaya
#UntukIndonesia
#UntagSurabayaKeren
#EcoCampus
#KampusKompeten
Reporter