Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dampingi 29 pelaku UMKM, mahasiswa matching fund laksanakan sosialisasi pengaplikasian website mujair.id sebagai pusat e-commerce UMKM Desa Papungan, Sabtu (10/12) di Balai Desa Papungan Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Salah satu perwakilan mahasiswa matching fund, Kevin Adi Nugraha hadir sebagai pembicara dan menjelaskan bahwa sebelumnya telah dilaksanakan pendataan UMKM oleh tim matching fund yang lain dan maksud kehadirannya adalah untuk merealisasikan pendataan tersebut menjadi website.
“Website mujair.id ini nantinya dapat dioperasikan oleh admin yang sudah dipilih untuk bertanggung jawab dalam menambahkan kategori, produk, harga, dan deskripsi produk baru pada website,” jelas Kevin saat menyampaikan materi.
Kegiatan berlangsung dengan antusiasme dari pelaku UMKM yang aktif bertanya. Adapun pelatihan step by step proses menambahkan produk secara langsung diadakan oleh Kevin bersama dengan tim kepada perwakilan dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), dan karang taruna Desa Papungan yang akan memegang tanggung jawab dalam pengoperasian website.
Saat ditemui oleh Tim Warta 17 Agustus, mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut berharap bahwa setelah tahap penyuluhan dan perkenalan website, pelaku UMKM diharapkan dapat terjun langsung dalam pengolaan website.
Hal ini dibantu oleh perangkat desa dalam pembentukan tim khusus yang bertanggung jawab penuh dan dapat segera berjualan pada website mujair.id.
“Ada beberapa hal penyuluhan yang kita buat lagi karena belum ada tim khusus yang akan menjadi kunci utama. Harapan saya juga dengan adanya website ini bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh UMKM Papungan, juga tingkat penjualan akan semakin bertambah dan merambah ke pasar yang lebih luas lagi,” harap mahasiswa semester 7 tersebut.
Saat ditanyai mengenai rencana pembuatan aplikasi mujair.id, Kevin mejelaskan untuk tahap pembuatan aplikasi akan ditinjau kembali dan melihat situasi kedepannya nanti.
“Mungkin akan ada pengembangan untuk menjadi aplikasi, tapi masih belum, kita masih ada ditahap website dulu. Kalau ekosistem sudah tercipta, jika nantinya UMKM sudah meluas ke seluruh Indonesia aka nada rencana untuk dijadikan aplikasi,” tutupnya. (Ratna)