Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
10 Mahasiswa Program Studi Teknik Industri mengadakan kegiatan sosialisasi riset alat pencacah pupuk nutrisi. Sebagai salah satu program kerja matching fun acara dihadiri 24 warga di Balai Desa Papungan Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Kamis (03/11).
Memasuki pada hari kelima program matching fun, diadakannya sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai alat pencacah pupuk nutrisi dan bagaimana pembuatan pupuk nutrisi hewani dan nutrisi rumansia.
Saat ditemui tim Warta 17 Agustus, Muhammad Al Imran, salah satu anggota kelompok matching fun menyatakan bahwa latar belakang masalah diadakannya sosialisasi riset alat pencacah nutrisi adalah para petani di Kabupaten Blitar mengalami kesusahan untuk mendapatkan pupuk kimia.
“Karena tidak memperoleh pupuk kimia ini, membuat para petani memproduksi pupuk nutrisi sendiri dan pada akhirnya timbul sebuah kendala. Dimana alat untuk membuat pupuk nutrisi mudah rusak dikarenakan kapasitas bahan yang terlalu banyak,” ujar mahasiswa yang akrab dipanggil Al tersebut.
Dengan latar belakang masalah itu, lanjut mahasiswa semester 5 menjadi salahsatu program dengan membuatkan dan merancang alat pencacah nutrisi agar bisa digunakan dalam skala besar.
Selain itu Ia juga mengatakan bahwa 2 alat pencacah nutrisi tersebut telah dibuat di Surabaya bersama dengan mahasiswa teknik industri lainnya dibawah bimbingan dosen teknik industri. Setelah semua alat pencacah nutrisi selesai dibuat, kedua alat tersebut dibawa ke Desa Papungan untuk merealisasikan pembuatan pupuk nutrisi.
“Kami berharap agar alat ini dapat membantu para petani untuk mengolah bahan-bahan pupuk nutrisi secara efesien dan efektif,” harap Al.
Diwaktu yang sama Febri, salah satu tim formulator nutrisi sekaligus pendamping 10 mahasiswa matching fun turut menjelaskan bahwa nutrisi hewani dan ruminansia yang nantinya sudah melewati masa fermentasi selama 40 hari ini bisa berguna untuk berbagai sektor seperti pertanian, peternakan dan perikanan.
“Nutrisi ini bisa berguna untuk sektor mana saja, tinggal bagaimana menggunakannya dan apa tujuannya. Mungkin untuk sektor pertanian, ingin mempercepat pertumbuhan maka disesuaikan dengan dosisnya, begitupula dengan sektor perikanan yang ingin mempercepat pertumbuhan ikan. Semua tergantung dari apa tujuan dan yang diinginkan begitupula dengan dosisinya,” jelasnya. (Ratna)