Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Mahasiswa Fakultas Psikologi Untag Surabaya kembali mencetak prestasi membanggakan di tingkat nasional dalam ajang FAPERTA FAIR 6 bertemakan Futuristics and Prestige Research, Technology, and Art. Lomba ini diselenggarakan oleh Universitas Nahdlatul Wathan Mataram, Lombok, pada 21 September 2024.
Tim mahasiswa dari Fakultas Psikologi Untag Surabaya berhasil membawa pulang satu medali perak dan dua medali perunggu, menempatkan mereka di antara pemenang terbaik di ajang ini. Prestasi tersebut menambah daftar pencapaian Fakultas Psikologi dalam kancah kompetisi akademik tingkat nasional.
Medali Perak diraih oleh Chyntia Devi Lusiana dan Amanda Nurfadiyah pada sub tema pendidikan. Essay yang mereka buat berjudul PaP (Parenting and Playtime) : Aplikasi Belajar bagi Ayah untuk Mengurangi Tingkat Fatherless di Indonesia. Karya ini mengangkat pentingnya peran ayah dalam mendampingi tumbuh kembang anak melalui aplikasi yang dirancang untuk mendukung kegiatan parenting.
Chyntia Devi Lusiana mengungkapkan bahwa kompetisi ini memberinya banyak pengalaman berharga.
“Tidak hanya menambah pengetahuan, kompetisi ini juga memberikan kami kesempatan untuk memperluas jaringan. Berhadapan dengan mahasiswa dari berbagai universitas, bahkan ada yang berasal dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sangat memotivasi kami untuk terus berprestasi,” tuturnya (26/9)
Chyntia memberikan pesan kepada sesama mahasiswa agar tidak ragu untuk terus mengembangkan diri dan berani mengambil kesempatan untuk berprestasi.
“Manfaatkan kesempatan yang ada, jangan sia-siakan waktu muda untuk mengukir prestasi, baik akademis maupun non-akademis,” pesan Chyntia
Medali Perunggu juga berhasil diraih oleh tim yang terdiri dari Aulia Cinta Adinia dan Chatlyn Amelia A.P. melalui essay bertema pendidikan. Mereka membahas tentang Strategi Pengembangan Konstruktivisme dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan yang Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.
Aulia Cinta Adinia, mahasiswa peraih medali perunggu, juga berbagi pengalamannya. Menurutnya, memilih topik yang relevan dan mengangkat isu-isu penting dalam dunia pendidikan menjadi salah satu kunci keberhasilan mereka.
“Kami ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya (26/9)
Medali Perunggu lainnya diraih oleh Anissa Khomsatun Khasanah dalam sub tema pertanian, dengan essay bertema Urban Farming sebagai Tindakan Berkelanjutan dalam Menanggapi Alih Fungsi Lahan Pertanian. Anissa mengajukan solusi inovatif dalam mengatasi alih fungsi lahan yang mengancam sektor pertanian di Indonesia.
Bagi Anissa Khomsatun Khasanah, Essay yang mengangkat tentang urban farming diharapkan bisa menjadi solusi atas masalah alih fungsi lahan pertanian yang semakin marak terjadi.
“Pencapaian ini sangat berarti bagi saya, karena bukan hanya memberikan pengakuan atas usaha keras, tetapi juga mendorong saya untuk terus mengembangkan ide-ide inovatif demi keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya 26/9/24
Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan para dosen pembimbing yang secara intensif mendampingi para mahasiswa selama proses penyusunan Essay. Tiga dosen yang turut serta membimbing adalah Dr. Mamang Efendy, S.Pd., M.Psi, Dr. Suhadianto, S.Psi., M.Psi, dan Sayidah Aulia Ul Haque, M.Psi., Psikolog
Dr. Mamang Efendy, S.Pd., M.Psi menyampaikan bahwa bimbingan diberikan sejak tahap perumusan ide hingga penyempurnaan essay sebelum keberangkatan ke Lombok.
“Kami memberikan pendampingan intensif mulai dari pemilihan topik, penyusunan materi, hingga latihan presentasi. Para mahasiswa juga melakukan simulasi presentasi di hadapan dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan dan penyempurnaan sebelum berangkat ke lomba. Hal ini dilakukan agar mereka dapat tampil maksimal dan siap bersaing di tingkat nasional,” ujar Dr. Mamang (25/9)
Ia juga berharap agar prestasi ini tidak hanya terhenti di tingkat nasional, tetapi terus berkembang hingga ke kancah internasional.
“Kami ingin mahasiswa semakin inovatif di berbagai bidang, baik pendidikan, teknologi, maupun bidang lainnya, agar mereka mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional,” tutupnya (Boby)