Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Tiga mahasiswa Untag Surabaya kembali mengukir prestasi gemilang di ajang internasional dengan meraih Juara 3 dalam kategori beregu pada Kejuaraan Ju-Jitsu Open XVIII Se-Asia Tenggara 2024. Kompetisi bergengsi ini digelar di Gedung Serba Guna Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada 18-20 Oktober 2024.
Mereka adalah Moch. Alfin Nurrohman, mahasiswa Program Studi (Prodi) Arsitektur, Miftahul Firdaus, mahasiswa Prodi Manajemen, dan Sofyan Nur mahasiswa Prodi Teknik Mesin.
Miftahul Firdaus menjelaskan bahwa Ju-Jitsu adalah olahraga seni bela diri asal Jepang yang menarik. Baginya, Ju-Jitsu adalah seni bela diri yang fleksibel karena tidak hanya mengandalkan kekuatan dan stamina, tetapi juga teknik.
“Ju-Jitsu itu menurut saya sifatnya fleksibel. Tidak hanya menekankan pada power dan stamina saja melainkan juga di teknik yang digunakan. Oleh karena itu, saya merasa cocok untuk menekuni Ju-Jitsu,” ungkap Miftahul (15/11)
Sementara itu, Alfin mengaku tertarik pada gerakan khas bela diri Ju-Jitsu, seperti bantingan dan kuncian, yang membuat dirinya tertarik untuk menekuninya.
“Di Ju-Jitsu ada gerakan bantingan yang menurut saya itu seru. Kita diperbolehkan dalam membanting dan mengunci agar bisa mengalahkan lawan,” tambah Alfin (15/11)
Keduanya mengungkapkan bahwa keikutsertaan mereka dalam kejuaraan internasional ini bukan hanya untuk membanggakan almamater, tetapi juga sebagai sarana pengembangan diri di bidang non-akademik.
“Tujuannya untuk menyalurkan minat dan bakat serta mengembangkan prestasi di bidang non-akademik khususnya olahraga beladiri, serta untuk silaturahmi dengan sesama atlet dari berbagai daerah,” tambah Miftahul
Namun, perjalanan menuju juara tidaklah mudah. Mereka menghadapi tantangan berat, mulai dari ketatnya persaingan hingga manajemen waktu dalam latihan.
“Lawannya rata-rata handal semua di perlombaan Ju-Jitsu, jadi latihannya lebih keras lagi untuk bisa mengalahkannya. Saat pertandingan berlangsung, bertepatan dengan Ujian Tengah Semester (UTS). Terkadang masih terbawa oleh pikiran tanggungan yang harus diselesaikan sehingga jadi kurang fokus saat pertandingan,” kata Alfin
Sebagai mahasiswa semester 7, Miftahul juga harus membagi waktu antara latihan dan penyelesaian tugas akhir. Meski begitu, keduanya tetap mampu mengatasi tantangan dengan latihan intensif dan tekad yang kuat.
“Tantangan yang harus saya hadapi adalah kemampuan dan kualitas para peserta dalam ajang tersebut sangatlah bagus, sehingga kita harus bisa lebih bagus dari mereka. Ditambah masalah pembagian waktu saat latihan. Dikarenakan saya semester 7, bertepatan dengan waktu latihan, jadi mungkin sedikit terganggu karena tugas dan skripsi yang harus saya kerjakan juga sebagai tanggung jawab,” tutup Miftahul
Meski harus membagi waktu antara perkuliahan dan persiapan lomba, mereka berhasil mengatasinya dengan latihan mandiri dan tetap fokus hingga pertandingan berlangsung.
Prestasi ini juga menunjukkan komitmen Untag Surabaya dalam mewadahi pengembangan bakat dan minat mahasiswa di bidang non-akademik, hingga mampu bersaing di ajang internasional. (Arvina)