Mahasiswa Untag Surabaya Membangun Solusi Pemantauan Hutan Mangrove dengan UAV

  • 07 Mei 2024
  • 278

Pemanfaatan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) diimplemantasikan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta oleh Tim IUS-FLY, yang berasal dari mahasiswa Fakultas Teknik Untag Surabaya. Tim Informatika Untag Surabaya (IUS) mengusung ide konstruktif dengan fokus pada kreativitas dan pemikiran rasional sebagai solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.


Program yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen. Belmawa) menarik minat beberapa mahasiswa Untag Surabaya untuk berpartisipasi dalam program tersebut.


Tim IUS-FLY, yang terdiri dari Tengku Bintang Zaky (Teknik Informatika), Kelvin Erlangga Satriagung (Teknik Informatika), Devy Vahira (Teknik Informatika), dan Almadea Chintya Anka (Teknik Elektro) mengidentifikasi permasalahan di hutan mangrove, yakni deforestasi atau penebangan dan penggundulan hutan.


Ketua Tim IUS-FLY, Tengku Bintang Zaky, menjelaskan bahwa judul yang mereka usung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta didasarkan pada kekhawatiran tim terhadap situasi lingkungan mangrove serta bertujuan untuk menyadarkan masyarakat.


“Beberapa problem sekarang ini terkait deforestasi membuat kecemasan bagi kami terhadap lingkungan. Jadi, karena kurangnya peduli masyarakat terhadap lingkungan kemungkinan kami mengambil judul ini supaya masyarakat sadar bahwasannya lingkungan ini sangat penting,” jelas Tengku (29/4).


Mereka terinspirasi menciptakan alat drone seperti pesawat terbang ukuran mini yang dinamakan IUS-FLY, dengan menyematkan berbagai keunggul. Selain digunakan untuk pemantauan hutan mangrove, IUS-FLY juga unggul dalam segi jarak tempuh terbang dan kapasitas baterai dibandingkan dengan drone lainnya.


“Karena kami mengambil judul untuk memantau hutan mangrove, biasanya di sekitar pesisir pantai terhalau dengan angin yang kencang ya. IUS-FLY jarak tempuh terbangnya bisa lebih jauh dibandingkan yang multi rotor (jenis drone lainnya). Kapasitas baterai juga lebih lama,” tekan ketua tim IUS-FLY


Almadea Chintya Anka, anggota Tim IUS-FLY dari Teknik Elektro, menjelaskan bahwa IUS-FLY bertujuan sebagai alat pemantauan hutan mangrove dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi pemantauan dan memberikan respons cepat terhadap deforestasi dan ancaman lainnya terhadap hutan mangrove. Konsep ini siap membantu berbagai pihak, terutama pemerintah daerah dan komunitas lokal, dalam upaya rehabilitasi kawasan hutan mangrove.


“Maka kita itu membuat alat IUS-FLY menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV), sebagai alternatif solusi dalam permasalahan hutan mangrove,” tandas Almadea.


Alat sebagai bentuk inovasi dalam membantu pemantauan di kawasan hutan mangrove ini tak hanya bermanfaat bagi beberapa pihak saja, namun alat ini juga memberikan kontribusi bagi masyarakat utamanya kesejahteraan masyarakat yang berada di pesisir pantai.


Inovasi ini, sebagai alat bantu pemantauan di kawasan hutan mangrove, tidak hanya memberikan manfaat bagi beberapa pihak, tetapi juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di pesisir pantai.


“IUS-FLY membantu melindungi ekosistem mangrove dan mata pencaharian tradisional bagi masyarakat yang ada di pesisir pantai,” ucap Devy, anggota Tim IUS-FLY (29/4).


Dalam usaha menciptakan alat pemantauan di kawasan hutan mangrove, Kelvin Erlangga Satriagung, salah satu anggota tim, mengakui adanya tantangan dan hambatan sepanjang proses perancangan, pembuatan, dan pengujian alat. Selain itu, mereka juga menghadapi tantangan administratif, terutama dalam mengelola dana yang tersedia untuk pembuatan IUS-FLY.


“Dari adanya tantangan dan hambatan, kami melakukan penelitian yang mendalam dan juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing kami, Ibu Nuril Esti Khomariah. Dan kami akan melakukan evaluasi rutin selama pelaksanaan pembuatannya nanti untuk mengidentifikasi hambatannya secara dini,” tutup Kelvin (Arvina)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id