Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Keberadaan kampung wisata di berbagai daerah membutuhkan pengelolaan yang baik guna menghadapi persaingan yang semakin ketat. Hal ini dirasakan oleh Ikon Kampung Wisata Surabaya dalam memahami pentingnya kemandirian dan pemahaman dalam pengelolaan.
Menyikapi fenomena tesebut, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Untag Surabaya, adakan pelatihan batik ecoprint pada Sabtu (3/12) dan (19/3 di Balai Desa RW VIII, Medokan Semampir.
Pelatihan membatik ecoprint yang diikuti oleh ibu-ibu RW VIII, Medokan Semampir serta mendapat sambutan yang baik dari masyarakat setempat.
“Ecoprint atau ecoprinting adalah teknik cetak yang menggunakan pewarnaan kain alami. Prinsip penyiapannya adalah kontak langsung daun, bunga, batang, atau bagian tanaman lain yang mengandung warna dengan media tekstil khusus,” papar Putri Suci Mawariza, ST., MT., DPL KKN RW VIII Medokan Semampir.
Daun kelor memiliki potensi untuk mendukung pembuatan batik ecoprint. Namun, masyarakat sekitar belum memanfaatkan bahan alam tersebut untuk membuat batik ecoprint.
Kelompok KKN Untag Surabaya yang terdiri dari 38 anggota, menginisiasi pelatihan membatik ecoprint dengan alasan proses pembuatan batik ecoprint ini tergolong mudah untuk dilakukan. Selain itu, bahan baku yang digunakan juga merupakan ikon di lingkungan RW VIII Medokan Semampir.
Meski pembuatanya tergolong sederhana, namun batik ecoprint memiliki keunikan sendiri dengan nilai jualnya tinggi sehingga dapat menjadi potensi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di RW VIII Medokan Semampir.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Bidang Pendidikan KKN SBY 6 RW VIII Medokan Semampir, Achmad Rizal dari Program Studi Informatika.
“Pelatihan membatik ecoprint ini merupakan salah satu program kerja KKN kelompok kami. Kami mencetuskan proker ini karena di Kelurahan Medokan Semampir, banyak tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan baku ecoprint serta karena kelor juga merupakan ikon dari kelurahan ini” kata rizal.
Tujuan utama dari pelatihan membatik ecoprint yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu dalam membatik yang diharapkan dapat menjadi peluang usaha dan menambah penghasilan.
“Sebelum diadakan pelatihan membatik ecoprint, anggota kelompok KKN sudah melakukan sosialisasi ecoprint kepada ibu-ibu Medokan Semampir terkhusus RW VIII. Tujuan sosialisasi ini adalah memperkenalkan batik ecoprint sekaligus mengajak ibu-ibu untuk mengikuti kegiatan pelatihan membatik ecoprint,” jelasnya
Proses pembatikan ecoprint dilakukan pada media tas totebag dan baju berbahan katun yang merupakan serat alam. Selain itu, disediakan juga alat dan bahan lain yang digunakan untuk membatik ecoprint seperti tawas, alat pemukul seperti martil atau ulekan, plastik, serta wantex sebagai pewarna kain. Lalu, untuk daun kelor diperoleh dari lingkungan sekitar.
Pada pelatihan ini, kelompok KKN menggunakan teknik pounding. Peserta dipandu untuk menata daun semenarik mungkin pada media yang telah disediakan. Lalu, proses pemukulan daun pada tas dilakukan sampai pigmen tumbuhan keluar dengan maksimal. Proses terakhir, melakukan pemberian warna dengan metode jumputan. Hasil motif yang dihasilkan sesuai dengan kreativitas peserta dalam menata daun atau bunga pada kain.
Salah satu peserta, yaitu Bu Win merasa senang dan bangga dapat menghasilkan karya batik ecoprint yang telah diajarkan oleh mahasiswa KKN Untag Surabaya.
“Saya sebagai warga RW 8 Medokan Semampir, sangat setuju dan senang sekali dengan diadakan pembelajaran dan pelatihan ecoprint di desa kami. Batik ini memakai bahan dan alat yang kami punya serta memanfaatkan daun kelor yang di sekitar. Sehingga, kami dengan mudah dapat mencari bahan dan alat tanpa harus memakan biaya yang mahal. Semoga dengan diadakan pelatihan ecoprint di RW VIII Medokan Semampir dan katalog yang dibuat oleh Tim KKN Untag Surabaya bisa menjadi berkah dan barokah bagi kami. Saya juga berharap, kedepannya batik ecoprint dapat dijual dan meningkatkan ekonomi warga kami” Ujar Bu Win, selaku Peserta Pelatihan. (Elisa)