Membangun Kekuatan Foto Di Media Cetak

  • 30 November 2016
  • latifah
  • 6004

Koran dan majalah akan tetap eksis pada generasi  "kekinian" dengan adanya trategi - trategi dan siasat khusus untuk mempertahankan seutuhnya dan fotografer jurnalis harus tetep berpegang pada "roh" sehingga menjadikan foto hebat, koran kuat ucap kedua pemateri Anton Kusnanto Fotografer Surabaya City Guide Dan Becky Subechi Fotografer Jawa Pos pada Forum Diskusi " membangun kekuatan foto di media cetak " Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP ) UNTAG Surabaya.

Pemateri pertama, Anton Kusnanto memaparkan bahwa media cetak akhir-akhir ini jarang disentuh oleh generasi - generasi  "kekinian" tetapi pada kenyataannya sampai hari ini majalah masih mampu eksis di pembacanya.

" Jaman sekarang mendapatkan info apapun sudah sangat mudah, logikanya majalah sudah tidak dibutuhkan tetapi pada kenyataannya seperti majalah dari Surabaya City Guide dari tahun 2007 sampai hari ini masih mampu eksis. Nah untuk tetap mampu eksis maka perlu adanya trategi - trategi khusus dan siasat khusus untuk mempertahankannya minimal masih tetap dilihat, diminati dan bermanfaat bagi masyarakat yakni harus mengetahui kekuatan pertama dari majalah itu sendiri yaitu visual covernya. Dengan visual covernya sehingga membuat perwajah yang berbeda di setiap pembuatannya, foto – foto yang menarik yang dibalut dengan design artistik sehingga menjadi sebuah visual yang layak untuk dilihat dan dibaca orang. "

Dia melanjutkan strategi yang lain adalah sebuah foto dengan bahan dasarnya tetap fotografi, permaian design dan permainan layout. " Sebuah foto bukan berarti sudah tidak layak atau tidak di muat lagi untuk dijadikan cover tapi bagaimana kita mengemasnya dengan bahan dasarnya tetap fotografi dengan kita mengemas sebuah design dan permaian layout yang menarik, karena memang jamannya sekarang seperti itu. Kita harus mengikuti tren pewajahan sebuah majalah itu seperti apa pada jaman sekrang jadi permaian design dan permainan layout itu diperlukan sekali. " jelas alumni Muhammadiyah Malang.

" Untuk membuat majalah, perkembangan sebuah majalah dan memproduksi majalah adalah dengan pertimbangan visualnya dahulu. Karena kekuatan terpenting sebuah majalah adalah bagaimana dengan sebuah visual diluar bisa menarik, bahasa - bahasa yang tampil tidak sama dengan bahasa harian agar orang yang membaca majalah itu tetap dapat sesuatu yang baru. " pungkas kelahiran Ponorogo tahun 1981 tersebut.

Becky Subechi pemateri kedua saat membuka materinya langsung mengatakan bahwa foto hebat, koran kuat.

" Apakah new media ancaman atau pilihan, melihat saat ini maraknya jurnalisme warga (citizen journalism), kesebaran berita makin luas, kecepatan menjadi andalan dan etika makin longgar. Nah selama foto jurnalistik konten sama namun kemasan beda, new media bukanlah ancaman karena foto hebat, koran kuat. " ucapnya

Seorang fotografer dan jurnalistik harus mengetahui paduan aspek yaitu visual (how to make the pictures), konseptual (what the picture contens), factual, actual dan universal. Dan untuk unsur foto jurnalistik yaitu huma interst, proximity dan prominasi.

" Saya mempunyai keyakianan jika ini dikembangkan akan menjadikan fotografer dan jurnalistik akan tetap eksis kedepannya dan bahkan menjadi hal penting adalah pertama harus tetep berpegang pada "roh" jurnalisme yaitu faktual, actual, tidak menyebarkan berita bohong. Kedua, satu kesatuan dari perwajahan koran, seperti yang dikatakan Anton Kusnanto tadi bahwa foto tidak bisa berdiri sendiri dia merupakan perwajahan dari sebuah media. Ketiga, pesan visual yang lebih mendalam (photo story) karena saya sakin kedepannya foto story akan menjadi idola bagi sebuah penerbitan. " jelas fotografer kelahiran 31 mei 1973.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme