Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Amalia Nurul Muthmainnah, S.I.Kom., MA., pengajar Mata Kuliah Cyber Communication, mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membuka atau mengeklik link atau dokumen yang dikirimkan oleh aplikasi pesan instan WhatApp.
"Jangan sembrono klik pada orang yang memposting di whatsapp atau media sosial lainnya seperti instagram," ujar Amalia kepada Tim Warta 17 Agustus, Selasa (31/1/2023).
Anjuran tersebut diajukan sehubungan dengan pengungkapan penyebaran penipuan melalui WhatsApp dengan modus operasi mengirimkan undangan pernikahan.
Pelaku mengarahkan korban untuk membuka pesan tersebut dengan dalih menghadiri pernikahan.
“Ketika kita mengklik modus penipuan ini, seperti menginstal program di perangkat kita, yang dapat diakses dengan cepat di ponsel atau komputer kita,” kata Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Amalia mengatakan, ketika perangkat pada gawai korban jatuh ke tangan orang lain (penjahat), berisiko tinggi mengakses galeri foto bahkan mengakses layanan perbankan korban.
"Jadi modus penipuan ini langkah pertamanya adalah membangun aplikasi ini diperangkat kita. Langkah kedua adalah menguasai perangkat kemudian mengubah nomor telepon, meneruskan email dan sebagainya, sehingga pencuri dapat melakukan kejahatan," jelasnya.
Dikatakan Amalia penipuan modus Aplikasi ini tergolong baru karena sniffing dan phising digital bentuknya aplikasi atau yang dikirimkan seperti weeding.apk. Dalam dunia pemograman tautan ini sebetulnya bukan link JPG, PNG tapi APK.
"Modus ini dapat mengakses email dan mengubah nomor referensi aplikasi di perangkat kita.Nomor telepon juga telah diubah. Ini memengaruhi banyak aplikasi yang sebelumnya berada di bawah kendali kita," Bebernya.
Amalia mengimbau masyarakat untuk mengamankan perbankan mereka mengingat perkembangan terkini dalam mode peretasan m-banking.
Salah satu caranya adalah dengan memisahkan email dari nomor telepon berbeda untuk e-commerse dengan chatting untuk aktivitas sehari-hari.
"Misalnya membuat akun shopee, tokopedia, dan lainnya memakai nomor atau email asli sebisa mungkin pakai nomor lain. Jadi ketika data kita ke bobol atau diakses orang tidak bisa mengakses ke nomor atau identitas pribadi kita yang lebih privat," tukasnya.
"Harus dibedakan referensi identitas kita yang dimasukkan ke m-banking baik nomor telepon atau email. Itu sangat riskan ketika dikuasai oleh orang otomatis dia (pencuri) akan menguasai rekening kita," sambungnya.
Terkait hal itu, Amalia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dengan berbagai modus kejahatan perbankan. Ia juga berharap agar korban dari kejahatan perbankan tidak bertambah.
“Masyarakat agar selalu waspada terhadap berbagai modus tindak kejahatan social engineering. Kerahasiaan data pribadi dan data transaksi perbankan harus terus dijaga, tidak hanya oleh pihak bank, namun juga oleh nasabah,” pungkasnya. (Nabila)