Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam Ilmu Psikologi bukan hanya mempelajari perilaku yang nampak melainkan juga mempelajari perilaku yang tidak nampak. Salah satunya, yaitu cara mengenali ekspresi wajah lawan bicara. Berdasarkan hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya menyelenggarakan Seminar Psikologi Microexpression dengan narasumber Niken Titi Pratitis, S.Psi, M.Si. Psikolog di Gedung Graha Widya lantai 2, Jumat (04/05).
Mengenali ekspresi wajah merupakan cara penting untuk meraba apa yang dirasakan seseorang. Terlebih dalam hal Psikologi, seorang Psikolog diharapkan mampu membaca perasaan klien.
Dekan Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya Dr. Suroso, MS, Psikolog mengatakan, bahwa Ilmu Psikologi tidak hanya mempelajari perilaku yang nampak, tetapi juga mempelajari perilaku yang tidak nampak.
‘’Dalam bidang Psikologi, kita mempelajari indikator yang muncul, sehingga kita bisa merespon dengan baik. Ketika ekspresi yang muncul bisa dipelajari dengan baik, maka kita mampu memahami emosi yang ditunjukkan oleh lawan bicara,’’ tutur Suroso.
Sementara itu, narasumber seminar Niken menjelaskan, bahwa mikro ekspresi sendiri pertama kali diteliti oleh Paul Ekman PhD, seorang tokoh dunia Psikologi yang sangat berpengaruh. Mikro ekspresi atau micro expression adalah ekspresi wajah yang sangat singkat, hanya berlangsung sepersekian detik. Mikro ekspresi terjadi ketika seseorang dengan sengaja ataupun tidak sadar menyembunyikan perasaan.
‘’Mikro ekspresi ini tidak dipelajari secara khusus melainkan berawal dari psikologi komunikasi,’’ ungkap pengurus Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) wilayah Jawa Timur itu.
Lebih lanjut Niken mengatakan, bahwa menurut Paul Ekmen manusia memiliki 7 ekspresi wajah utama, yaitu marah (anger), senang (happiness), kesedihan (sadness), terkejut (surprise), jijik (disgust), takut (fear), dan merendahkan (contempt).
‘’Untuk mengetahui ekspresi seseorang juga bisa dilihat dari besar kecilnya pupil mata yang menunjukkan mikro ekspresi. Entah itu senang, sedih, bahkan berbohong. Dua hal lainnya adalah eye-blocking dan gazing,’’ ujarnya.
Dalam seminar tersebut, juga turut hadir Ketua dan Wakil BEM Universitas serta BEM Fakultas, alumni Psikologi, siswa SMA/SMK se-Surabaya, dan masyarakat umum.
Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme