Mengenal Lebih Dekat Tradisi Domba Garut

  • 23 Agustus 2021
  • REDAKSI
  • 1891

Indonesia dengan beragam budaya salah satunya Domba Garut. Kesenian ini tentu tidak asing bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya Kota Garut yang berupa adu domba secara turun temurun dan dijadikan kebudayaan local.

 

Dikutip dari kmjurnalistik.com, domba garut adalah hasil persilangan dari domba lokal dengan domba luar. Jenis domba local salahsatunya domba jawa ekor gemuk sedangkan domba luar yakni domba capstaad dari Afrika Selatan yang dibawa pedagang Arab ke tanah Jawa sekitar abad ke-19, dan domba merino dari Australia dibawa oleh pedagang Belanda ke Indonesia.

 

Domba-domba tersebut awalnya diburu secara liar sampai akhirnya diternakkan oleh manusia.

 

Jenis hewan ini bersifat prolific, yaitu dapat beranak lebih dari dua ekor dalam satu siklus kelahiran, dimana dalam periode satu tahun dapat mengalami dua siklus kelahiran. Selain itu domba ini memiliki berat badan di atas rata-rata domba lokal Indonesia lainnya, domba jantan dapat memiliki berat sekitar 60 – 100 kg sedangkan domba betina memiliki berat antara 30 – 50 kg.

 

Bila dicermati, tanduk domba garut memiliki bentuk khas, yang berbeda dengan domba lainnya. Sedikitnya ada empat bentuk tanduk yang menjadi favorit para penghobi domba, yakni bentuk “gayor”, “golong tambang”, “leang”, dan “ngabendo”. Penamaan tersebut menunjukkan perbedaan bentuk dan arah tumbuh tanduk. Selain itu ciri lain domba garut yaitu telinganya “rumpung” atau “ngadaun hiris” dan ekor “ngabuntut beurit” atau “ngabuntut bagong.”.

 

Dalam merawat tanduk domba agar hitam mengilap, peternak biasanya mengoleskan minyak kemiri atau minyak kelapa pada tanduk domba.

 

Berbeda dengan domba lainnya, ketangkasan domba garut menjadi salah satu pertunjukan seni budaya yang menarik daya tarik wisatawan di Garut.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI