Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Generasi muda perkotaan saat ini tidak asing dengan jajanan seperti fried chiken, french fries, hamburger, pizza dan sejenisnya. “ Budaya konsumtif perkotaan diakui atau tidak telah melanda juga anak-anak muda, termasuk bagaimana mereka memilih jajananya jelas Ir.Richardus Widodo,MM Kaprodi Teknik Industri Pertanian Poiteknik 17 Agustus 1945 Surabaya.
Ir.Richardus Widodo,MM mengatakan jenis jajanan yang ditawarkan di resto-resto sangat berpotensi sebagai junk food. Produk junk food kandungan nutrisinya sangat rendah, kalorinya tinggi dan hanya mengandalkan rasa yang enak. Junk food adalah makanan berkadar garam, gula, lemak tinggi dan menggunakan bahan tambahan pangan atau adiktif sintetik (seperti MSG), tekstur, warna danaroma yang menarik namun kandungan nutrisi lain, seperti protein, vitamin, serat dan mineral sangat sedikit. Akibat terlalu sering mengkonsumsi junk food akan menimbulkan banyak penyakit seperti obesitas, rematik,asam urat, tekanan darh tinggi, diabetes, jantung koroner dan stroke. “Saat ini penyakit-penyakit degeneratif tersebut tidak hanya diderita orang tua, tetapi juga anak muda. Berdasarkan data surveai WHO umur rata-rata orang yang terjangkit jantung koroner di dunia telah menurun dari 46 tahun ke 35 tahun. Suatu hal yang sangat memprihatinkan,”jelas Ir.Richardus.
Adapun cara untuk mengurangi makan junk food antaralain (1) jika makan fried chicken sebaiknya buang bagian kulitnya. Kulit ayam, apalagi ayam ras, adalah sumber lemak jenuh dan kolesterol (2) Jangan ganti nasi dengan french fries. Kandungan lemak dan sodium french fries sangat tinggi, mengkonsumsi nasi lebih baik (3) ketika membeli burger, cari pilihan jenis burger yang lebih banyak mengandung bahan nabati dibandingkan hewani,jika memungkinkan perbanyak isi sayurnya, seperti selada, tomat, mentimun dan sebagainya(4) jika ingin mengkonsumsi coffe float, cola float, perlu diingat float banyak mengandung lemak dan gula, sebaiknya beli minuman tanpa float(5) es krim dalam hidangan penutup, selayaknya dihindari karena kandungan gula dan lemaknya cukup tinggi. Sebaiknya ganti dengan yoghurt, puding atau jus buah. Jika tidak tersedia, minum teh jauh lebih baik.
“ Tingkat kesehatan kita akan lebih baik jika kita mengkonsumsi apa yang disebut dengan smart food. Menurut pustaka, smart food adalah pangan pemberi energi, pangan penyeimbang (balancing food), pangan penyembuh atau peredam rasa sakit (soothing food) dan pangan pembangun atau pembaharu (regenerating food),”jelas Kaprodi Teknik Industri Pertanian Poiteknik 17 Agustus 1945 Surabaya tersebut.
“Saat ini mengkonsumsi makanan memang tidak hanya berfungsi untuk mrmuaskan lapar tetapi sudah merupakan kebutuhan pergaulan atau kontak social yang tidak dapat dipisahkan dari trend social serta pengaruh eksternal lainnya, yang terpenting bagi kita adalah bagaimana mengelola konsumsi makan kita agar makanan yang masuk ke tubuh benar-benar bermanfaat bukan menjadi sampah yang membahayakan kesehatan,”tutupnya.