Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pacitan dikenal sebagai wilayah yang memiliki banyak destinasi wisata, salah satunya Goa Gong yang terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Goa tersebut menjadi primadona bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Ketika tiba di kawasan wisata Goa Gong, pengunjung dapat menggunakan ojek untuk menuju pintu masuk Goa. Namun jika tidak ingin menggunakan ojek juga bisa berjalan dengan jalur yang sedikit menanjak, kurang lebih sejauh 800 meter hingga melewati jembatan penghubung dan masuk menuju ke arah tangga.
Setelah itu pengunjung akan disambut dengan tulisan besar ‘’Selamat Datang Goa Gong’’ yang biasanya sering digunakan untuk foto bersama. Pengunjung juga disambut oleh para pedagang, dan jasa persewaan senter untuk masuk ke dalam goa. Sebelum menyusuri, diharuskan membayar tiket sebesar Rp 10.000 per orang.
Tumiyem, yang merupakan pemandu wisata lokal Goa Gong yang akan mendampingi selama perjalanan susur goa. Wanita asli Pacitan ini mulai menunjukkan setiap detail yang ada di dalam goa mulai dari formasi stalaktit sampai stalakmit. Senter menjadi penerang perjalanan menyusuri goa sepanjang 256 meter.
Goa Gong memiliki stalaktit dan stalakmit atau batuan goa yang berbentuk lancip dengan nama-nama yang menarik. Nama tersebut disematkan sesuai keindahan yang dimilikinya, diantaranya seperti Selo Jengger Bumi, Selo Bantaran Angin, Selo Adi Citro Buwono, Selo Pakuan Bomo, dan terakhir Selo Citro Cipto Agung,
Terlihat banyak lampu cahaya warna-warni di dalam Goa Gong, yang cenderung lebih terang jika dibandingkan dengan kebanyakan Goa Indonesia lainnya. Fungsi lampu tersebut adalah untuk menerangi batu-batu, stalaktit serta stalakmit agar dapat terlihat jelas oleh wisatawan yang sedang berkunjung.
Tidak hanya itu, di dalam Goa Gong juga dilengkapi pendingin ruangan atau kipas angin ukuran besar di beberapa sudut, sehingga wisatawan tak merasa gerah saat menyusuri goa yang ditemukan tahun 1924 ol
Reporter