Menjaga Ke Bhinnekaan Kembali Pada Sejarah Pergerakan & Kemerdekaan

  • 05 Juni 2017
  • latifah
  • 5978

Tepat pada hari Kamis, 1 Juni 2017 Indonesia memperingati kelahiran Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia yang sebelumnya sempat muncul perdebatan mengenai hari lahir Pancasila. J. Subekti, SH., MM, bendahara Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya mengajak untuk kembali pada sejarah pergerakan dan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia agar ke Bhinnekaan di Negara ini tidak terancaman.

" Ketika Indonesia waktu itu akan merdeka, kita belum memiliki landasan atau belum memiliki filosofi Indonesia seperti apa. Karena itu dilakukan satu pencarian dasar negara, kemudian dasar negara itu tercetus pada 1 Juni 1945 oleh Sukarno dan Sukarno sendiri tidak mengatakan bahwa Pancasila lahir dari dia tapi Sukarno mengatakan bahwa dia menggali Pancasila dari Bumi Pertiwi Indonesia yang terdiri dari 5 sila yaitu Pancasila. Meskipun saat itu belum sistematis, setelah ada rumusan 5 sila itu ada upaya-upaya untuk mempertegas kelompok agama yang mayoritas di Indonesia yang melahirkan Jakarta Charter. Dimana dalam Piagam Jakarta itu ada penegasan bahwa ada keharusan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya yang itu sebenarnya menjadi bahan perdebatan. " Ucap Subekti saat ditemui warta17agustus.com di ruangannya (2 Juni 2017).

Perdebatan itu, lanjutnya, berakhir dengan mencapai kesepakatan bahwa karena negara Indonesia sejak nenek moyang dulu sudah memiliki agama dan kepercayaan sehinga diminta teman-teman muslim untuk memberikan toleransi demi persatuan Indonesia dan jiwa besar dari teman-teman muslim waktu itu mau memberikan toleransi dan sepakat bahwa kalimat menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya itu dihapus dan diganti dengan konsep Sukarno.

" Proses 1 Juni 1945 dan 22 Juni 1945 akhirnya mencapai final, bahwa rumusan Pancasila itu dimasukan dalam preambule UUD 1945 yang resmi mulai dipakai mulai 18 Agustus 1945. Itu artinya bahwa seluruh bangsa Indonesia saat itu sudah mengakui bahwa di Indonesia itu ada kemajemukan ada prularisme, ada berbagai agama, berbagai suku, berbagai budaya, berbagai Bahasa dan ada berbagai pandangan politik yang di ikat dengan artinya semua sudah sepakat bahwa dari berbagai itu semua menjadi satu adanya yang di ikat dengan Bhinneka Tunggal  lka, " Ungkapnya

Pemerintah mengakui bahwa 1 Juni 1945 sebagai tanggal lahirnya Pancasila padahal sebenarnya tahun 1964 sudah ada keputusan dari Mentri Coordinator Kesejahteraan Rakyat sebagai lahirnya Pancasila. " Saat ini dipertegas kembali bahwa 1 Juni sebagai hari lahirnya Indonesia. Ini adalah sebagai satu alat pemersatu bangsa, yang artinya jangan menafsirkan Pancasila itu dengan macam-macam penafsiran sesuai kepentingan politik tapi kita harus tetap pada sejarah perjuangan bangsa indoensia maka itulah Presiden Jokowi membuat tag line ‘ saya Jokowi, saya Indonesia, saya Pancasila, ’ itu maksudnya rakyat Indonesia harus mengakui bahwa Pancasila adalah dasar negara kita yang harus dipertahankan bersama-sama. " Jelas Subekti

Dia juga mengatakan sebagai lembaga pendidikan harus melihatnya dari dua sisi yaitu dari sisi sosiologis dan akademis. Jika dilihat dari sosiologis semua unit satuan akademik YPTA Surabaya mengedepankan toleransi Coba kita lihat ketika ada hari besar keagamaan semua kita terlibat didalamnya termasuk mahasiswa dan siswa kita, seperti unit kegiatan mahasiswa islam tetap memberi kesempatan pada teman-teman yang dari unit kegiatan hindu juga begitu bagus. Sedangkan dilihat dari akademisnya kita ingin Pancasila menjadi dasar dan sumber dari semua silabus mata kuliah atau mata pejaran yang ada di unit satuan akademik YPTA Surabaya

" Saya mewakili YPTA Surabaya sangat berharap dengan di selenggarakn upacara dan diperingatinya hari lahir Pancasila, semoga seluruh lapisan masyarakat Indonesia mengingat kembali ke pribadian bangsa bahwa kepribadian bangsa adalah Pancasila. Dimana norma-norma kehidupan sosial kita adalah religious, normative bukan dengan radikalisme, bukan dengan cara pemberontakan tapi kita kembali bersatu sebagai satu bangsa seperti yang terlihat pada lambang negara kita Burung Garuda. Bagaimananya Burung Garuda mengcengkram Bhinneka Tunggal  lka artinya dengan demikian supaya Bhinneka Tunggal  lka tidak terlepas dari ikatan seluruh bangsa Indonesia " pungkas bendahara YPTA Surabaya


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme