Mitigasi Perubahan Iklim, Teknik Elektro Dongkrak Fokus Energi Baru Terbarukan

  • 01 Agustus 2023
  • VaniaS
  • 1418

Conference of the Parties-26 (COP26) yang diadakan di Glasgow, Skotlandia pada 31 Oktober - 12 November 2021 menjadi panggung utama bagi negara-negara di dunia dalam mempertegas tindakan kolektif menghadapi krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan. Acara ini dianggap sebagai momen penting untuk menilai dan merevisi komitmen yang telah diambil dalam perjanjian global sebelumnya, serta mengidentifikasi solusi baru yang lebih ambisius dan efektif.  Salah satu kunci isu yang harus dihadapi dalam COP26 adalah peningkatan ambisi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.

 

Sejak penandatanganan Persetujuan Paris pada tahun 2016, banyak negara yang telah berusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim seperti peningkatan cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan penurunan biodiversitas.  Mitigasi iklim yang berdampak pada kerugian ekonomi merupakan momentum kritis bagi para pemimpin dunia untuk berkomitmen dan mengambil tindakan yang lebih kuat dan terarah. Namun, pada kenyataannya menunjukkan bahwa upaya saat ini masih jauh mencapai target yang diperlukan untuk membatasi kenaikan suhu global menjadi di bawah 1,5 derajat celsius di atas level pra-industri.

 

Keterlibatan bidang Ilmu Teknik Elektro menjawab kebutuhan masyarakat dalam solusi alternatif serta menunjukkan komitmen kuat sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) ramah lingkungan demi mengurangi penggunaan energi fosil, menuju energi terbarukan dan rendah karbon guna sebagai perluasan penggunaan energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mendorong inovasi teknologi yang berkelanjutan. Program Studi Teknik Elektro berperan vital dalam mengoptimalkan efisiensi energi, dan mendorong inovasi teknologi dalam mengembangkan energi baru terbarukan yang berkelanjutan. EBT juga menjadi salah satu mata kuliah yang menarik pada Program Studi Teknik Elektro Untag Surabaya. 

 

Program studi Teknik Elektro harus memiliki fokus sinergi dengan industri karena talenta atau  keahlian mahasiswa yang nantinya diinterpretasikan di industri. Melihat masa depan selalu membicarakan perubahan iklim dan emisi karbon, sebagai wadah keteknikan, Program studi Teknik Elektro Untag Surabaya memiliki dua konsentrasi antara lain elektronika dan sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik yang paling mudah yaitu pembangkit listrik, pembangkit energi, transmisi atau penyaluran, hingga pendistribusian.

 

Alat-alat yang difungsikan pada Sistem tenaga listrik perlu maintenance atau perawatan, dan juga perlu paham proses perubahan energi dari awal hingga energi tersebut dapat digunakan. Jika dibandingkan dengan Elektronika, Elektronika fokus pada teknologi-teknologi tepat guna. Program Studi Teknik Elektro termasuk cabang ilmu yang dasar atau ‘Ibu’ dari segala ilmu. Program Studi Teknik Elektro harus menyiapkan mahasiswa menjadi ahli madya, dimana mereka tidak hanya bekerja langsung dengan alat, melainkan juga harus pintar menganalisis.

 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan energi mikrohidro secara berkelanjutan. Mikrohidro adalah teknologi yang relatif sederhana dan dapat diimplementasikan secara lokal. Proyek mikrohidro dapat dikembangkan dengan memanfaatkan aliran sungai dari daerah dataran tinggi, di mana potensi energi air dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Keuntungan dari teknologi ini adalah ukurannya yang kecil, biaya pembangunan yang relatif terjangkau, dan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air skala besar.

 

Mikrohidro dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan akses masyarakat terhadap energi listrik yang terjangkau dan berkelanjutan. Untuk mencapai partisipasi masyarakat yang efektif, diperlukan pendekatan yang inklusif dan transparan. Pemerintah desa dan program studi Teknik Elektro harus melibatkan masyarakat setempat dalam proses pengambilan keputusan, memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami, serta memastikan adanya saluran komunikasi yang terbuka antara pemangku kepentingan. Partisipasi yang kuat juga membutuhkan edukasi dan kesadaran yang terus-menerus mengenai manfaat energi baru terbarukan dan pentingnya pengelolaan yang berkelanjutan.

 

Pengembangan mikrohidro secara berkelanjutan perlu melibatkan partisipasi masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat memiliki potensi untuk meningkatkan manfaat sosial dan ekonomi bagi komunitas setempat dan untuk memastikan adanya pemahaman dan kesepahaman bersama mengenai manfaat dan potensi dampak proyek tersebut. Keterlibatan masyarakat pada tahap perencanaan, dapat dilakukan penilaian yang lebih akurat terkait potensi energi air yang dapat dimanfaatkan dan dampak lingkungan yang mungkin timbul.

 

Melalui partisipasi yang inklusif, masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari proyek mikrohidro, baik secara ekonomi maupun sosial. Dalam jangka panjang, ini akan membawa perubahan positif dalam upaya kita untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

 

*) IZZAH AULA WARDAH., S.ST., M.ENG.SC., Kepala Laboratorium Sistem Tenaga Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

Vania

Reporter