Owner Mr. Suprek Bongkar Rahasia Bisnis di Seminar KOPMA17

  • 21 Mei 2025
  • 12

Teofilus Hartono, owner brand ayam geprek populer Mr. Suprek, hadir sebagai pembicara dalam Seminar Bisnis yang digelar UKM Koperasi Mahasiswa 17 (KOPMA) Untag Surabaya. Acara ini digelar dalam rangka Dies Natalis ke-10, berlangsung di Ruang Q205 Gedung Roeslan Abdulghani pada 19 Mei 2025.


Seminar ini diikuti lebih dari 50 mahasiswa lintas program studi dengan tema “Bisnis virtual itu bagus, tapi bisnis bertahan itu harus!”. Dalam materinya, Teofilus membagikan strategi mengembangkan bisnis di tengah persaingan ketat.


“Setiap tahun, perkembangan bisnis semakin banyak pesaing dengan produk yang sama tetapi brand berbeda. Lalu bagaimana saya mempertahankan bisnis saya dengan jumlah pesaing ayam geprek di sekitar saya?,” tegasnya (19/5)


Perjalanan Teofilus tidak mudah. Ia pernah mengalami PHK dari pabrik minyak di Abu Dhabi pada 2015 dan sempat meragukan kelangsungan usaha Mr. Suprek yang pada awalnya belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. 


Putus asa sempat menyelimuti Teofilus dan istrinya karena kurangnya pengembangan sistem bisnis. Namun, setelah mempelajari buku Purple Cow: Transform Your Business by Being Remarkable, bisnis Mr. Suprek mulai dikenal luas dan viral di kalangan mahasiswa.


“Viral is important but build system is a must, virality brings the customer come, but strong operation bring them back again. Sehingga, pengembangan pada sistem perusahaan harus lebih baik daripada dengan keviralan yang hanya sekejap mata,” tegasnya


Untuk membangun 16 outlet Mr. Suprek di berbagai daerah, Teofilus menerapkan beberapa strategi untuk membuat merek berkelanjutan : 

1. Divine Market yaitu membuat brand bersertifikasi Halal dan SLHS, dengan menampilkan sertifikasi pada brosur.

2. Create Unique Selling Proposition (USP) yaitu membuat produk terlihat berharga dimata pelanggan seperti free refil es teh, nasi dan sop.

3. Build System, yaitu memperbaiki sistem. Selain itu, penting untuk menyeimbangkan skor profit setiap bulannya untuk menutup kemungkinan perhitungan pada sistem keuangan. Penerapan SOP pada program kerja juga termasuk alasan sistem yang baik pada perusahaan.

4. Continuous Improvement, yaitu perbaikan selanjutnya, mulai dari sistem pelayanan, sistem pembuatan dan lainnya.


“Meskipun membuat grand opening free untuk 50 orang, rasanya enak, tapi kalau sistem kurang baik, maka pembeli tidak akan kembali,” imbuh alumni UGM tersebut


Teofilus juga berpesan agar selalu menerapkan SOP dengan disiplin, baik bagi diri sendiri maupun karyawan, demi mempertahankan kualitas layanan kepada pelanggan.


Saat sesi tanya jawab, seorang peserta ingin mengetahui tantangan terbesar yang dihadapi Pak Teofilus selama membangun 16 outlet Mr. Suprek meski sudah menerapkan teori bisnis dengan baik.

 

“Setiap membangun bisnis pasti ada tantangan dan rintangan. Bukan berarti saya sudah memiliki 16 outlet, lalu saya tidak memiliki tantangan. Dengan jumlah 150 lebih karyawan, muncul pandemi dengan kondisi buruk yang dimana banyak mahasiswa pulang kampung karena perkuliahan dilaksanakan secara daring. Selain itu juga banyak tantangan yang lain,” tutup Teofilus (Eka)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

\