Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Berbagai aktivitas hewan berkaki empat kerap menjadi perhatian yang menggemaskan hingga menjadi hewan kesayangan manusia. Kucing peliharaan memiliki jaminan kehidupan yang baik, mulai dari nutrisi yang tepat hingga tempat tinggal yang bersih dan memadai.
Namun, realita lapangan mengatakan bahwa tak semua kucing memiliki pemilik. Banyak kucing tergeletak di jalanan, diabaikan, hingga sakit. Hal ini menjadi permasalahan rumit dengan banyaknya jumlah kucing liar yang melonjak tinggi.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertenakan Provinsi Jawa Timur, Dr. drh. Iswahyudi, M.P, menjelaskan banyaknya populasi kucing liar yang tak dirawat kemungkinan akan menjadi ancaman bagi lingkungan.
Ia menjelaskan kucing yang lahir dengan keterampilan berburu memiliki peluang untuk mempengaruhi tingkat rantai makanan. Jumlah kucing yang tak terkontrol dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
"Menurut urutan ekosistem lingkungan, semua makhluk tuhan diciptakan Ini memiliki fungsi sendiri. Jika ada yang rusak, mengenai rantai makanan, pasti ada yang tidak seimbang. Dalam hal ini, sampai kucing makan burung dan sebagainya," kata Iswahyudi saat ditemui Tim Warta 17 Agustus, (9/1).
Ancaman lingkungan lainnya datang dari potensi penyakit zoonosis yang ditularkan dari kucing liar ke manusia. penyakit berkisar dari toksoplasmosis hingga rabies.
“Kucing liar sangat rentan terhadap penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia. Selain rabies ada juga toksoplasmosis, melalui parasit atau feses kucing,” ujarnya.
Ketika diketahui bahwa keberadaan kucing liar di jalanan mulai mempengaruhi keanekaragaman hayati, Dr. drh. Iswahyudi, M.P merasa bahwa pemerintah perlu turun tangan dan merumuskan lebih banyak kebijakan yang berbasis pada kesejahteraan hewan.
"Jika demikian, maka perlu untuk tindakan. Dalam hal ini, tindakan harus didasarkan pada kesejahteraan hewan," tutur dia.
Pemerintah perlu berkolaborasi dengan pemangku kepentingan sebagai upaya meningkatkan efektifitas perawatan kucing liar. Begitupun organisasi profesi dan nirlaba, memiliki peran strategis dalam hal ini.
“Mungkin Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) atau organisasi pecinta hewan yang menggalakan perlindungan. Ini bisa dilakukan dengan cara membuka donasi untuk merawat atau mengadopsi dan sebagainya,” tutup Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jatim tersebut. (Nabila)