Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Wakil Rektor II UNTAG Surabaya, Dr. RA. Retno Hastijanti, M.T diundang Dinas Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota Surabaya menjadi narasumber tentang kecagarbudayaan bertempat di Ketandan, Jum’at, 31 Maret 2017. Kegiatan tersebut terselenggara dalam rangka mendengarkan masukan dari komunitas Ludruk dan Srimulat yang ada di Surabaya terkait pertujukan rakyat.
Saat ditemui warta17agustus.com di kantornya, Dr. Hasti menjelaskan Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Infokom mempunyai program pertunjukan rakyat (Pertura). Program ini bertujuan untuk mensosialisasikan program pemerintah melalui pertunjukan rakyat.
“Ludruk dan Srimulat merupakan kesenian yang banyak diterima oleh masyarakat. Sosialisasi kemarin dihadiri 20 komunitas Ludruk dan 1 komunitas Srimulat,” kata dosen Teknik Artsitektur itu, Jum’at (7/4/2017).
Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
“Mereka mengatakan kalau pemerintah belum maksimal dalam memperhatikan komunitas Ludruk dan Srimulat. Contohnya, ketika ulang tahun Surabaya tidak ada panggung kolosal buat mereka. Selain itu, pamerintah juga minim perhatiannya terhadap THR, padal tempat itu merupakan keberlanjutan pertunjukan rakyat,” jelas Hasti.
Dua komunitas tersebut, lanjut dia, juga menginginkan Ludruk dan Srimulat bisa dimasukan di Perda Cagar Budaya, yaitu kekayaan non-benda. Menurut Dr. Hasti, jika memang ingin dimasukan ke dalam peraturan daerah, maka harus jelas naskah akademiknya.
“Jika ingin masuk sebagai kekayaan non-benda harus dipilah-pilah mana yang esensial. Kalau Ludruk memiliki ciri adanya tari Remo, lakon, dan narasinya,” ucapnya.
Dr. Hasti menyarankan, jika kesenian Ludruk dan Srimulat ingin berpartisipasi dalam mensosialisasikan program pemerintah selain dengan melakukan pertunjukan kolosal saat ulang tahun Kota Surabaya, juga bisa melakukan pertunjukan di kelurahan-kelurahan.
“Mereka ingin menampilkan pertunjukan kolosal saat ulang tahun Surabaya, tetapi akan lebih efektif jika bisa tampil di kelurahan-kelurahan,” pungkasnya.