Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Sukses cetak rekor MURI Dunia dengan menggelar tari remo massal total penari 65.945 pelajar SD dan SMP Surabaya, Minggu (18/12). Pemkot Surabaya berencana untuk menjadikan tari remo sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib diikuti bagi pelajar SD dan SMP.
Dikutip dari kompas.com, Eri Cahyadi, Walikota Surabaya menyatakan bahwa dirinya bersama dengan jajaran pemerintah Kota Surabaya yang lain akan berdiskusi kembali.
“Mungkin setiap sekolah akan ada ekstrakurikuler wajib untuk Tari Remo. Filosofinya untuk menjaga kearifan lokal, Tari Remo juga memiliki arti dan makna. Coba tanya itu anak-anak tahu maknanya Tari Remo? Tidak tahu semua, maka itu ekstrakurikuler wajib, jadi budaya arek Suroboyo bisa terus dipertahankan,” tutur Eri.
Budaya luar negeri yang kerap masuk dengan mudahnya di Tanah Air merupakan alasan terbesar baginya untuk mewajibkan Tari Remo sebagai ekstrakurikuler untuk menanamkan dan mengedukasi pelajar sejak duduk di bangku SD dan SMP agar mencintai seni dan budaya dalam negeri.
“Terkait dengan tari remo, saya ingin menunjukkan bukan rekornya tapi Surabaya adalah kota Remo. Sehingga para penari bisa tampil menunjukkan budayanya Kota Surabaya. Jangan sampai budaya tersebut diakui dari orang lain, Surabaya harus peduli dengan itu,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Dirinya menambahkan bahwa dengan tari remo yang diselenggarakan hari Minggu lalu, seluruh penari yang ikut serta dalam pertunjukkan, memiliki pribadi yang kuat, tak terpengaruh dari budaya luar Indonesia dan memiliki kebudayaan dan jiwa yang luar biasa.
“Saya yakin kalau dididik mulai awal tidak ada miras, brong-brongan, tawuran, tugas bersama pemerintah, orang tua, stakeholder, bahwa Surabaya memiliki pribadi kuat dan ditunjukkan dengan tari remo,” tutupnya. (Ratna)