Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Udara bersih mutlak diperlukan untuk semua makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, polusi udara semakin meningkat sehingga penurunan kualitas udara dan menimbulkan berbagai penyakit.
Menurut Koordinator Poli Umum Poliklinik Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, dr. Oentjro Soebjakto, M.M., pencemaran udara mengacu pada masuknya komponen lain ke udara yang datang langsung atau tidak langsung dari alam atau kegiatan manusia melalui metode pencemaran fisik, kimia, dan biologi.
“Salah satu penyebab pencemaran udara yaitu mikroorganisme berupa bakteri, virus, dan jamur. Mikroba ini tidak hanya ditemukan di air atau tanah, tapi juga pada partikel di udara. Jadi meskipun tidak terlihat secara kasat mata, ternyata di udara terdapat mikroorganisme yang berpotensi menjadi agen infeksi,” jelas dr. Oentjro Soebjakto, Jumat (5/5).
Ia menyebut mikroorganisme biasanya memiliki mekanisme pertahanan unik yang memungkinkan mereka bertahan hidup di udara selama empat hingga enam jam. Selain itu, lanjutnya, terdapat faktor kepadatan mikroorganisme atau kerapatan, suhu, kelembaban, dan sinar ultraviolet yang berpengaruh kelangsungan hidup mikroba di udara di ruang tertutup dan ruang terbuka.
“Penyakit paling umum yang disebabkan oleh mikroorganisme di udara adalah infeksi saluran pernafasan. Salah satunya, virus Covid-19 atau virus SARS-CoV-2 disebarkan melalui droplet maupun airborne dan masyarakat diharuskan memakai masker untuk mencegah tertular virus,” jelas dr. Oentjro.
Penyakit lain menurut dr. Oentjro yaitu tuberkulosis yang tergolong dalam penyakit endemik di Indonesia. Selain angka kematian yang relatif tinggi dan lama pengobatan, penyakit ini tampaknya berkaitan dengan kualitas udara.
“Semakin tinggi kepadatan, semakin sedikit udaranya dan aliran udara. Artinya, bakteri tuberkulosis akan bertahan lama di udara. Itu dapat menginfeksi orang lain atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan akhirnya menjadi sakit,” terangnya.
Ia juga menerangkan polusi mikroba di udara dapat menyebabkan munculnya Penyakit Infeksi Emerging (PIE).
“Penyakit infeksi dipengaruhi oleh fenomena alam seperti perpindahan mikroba dari lingkungan geografis yang hangat ke daerah yang dingin atau dari daerah yang dingin ke daerah yang hangat,” ujarnya.
Menurut dr. Oentjro, beberapa kegiatan manusia yang dapat mencegah pencemaran udara oleh mikroorganisme. Antara lain sirkulasi udara di ruangan tertutup, pemasangan ventilasi, dan membersihkan permukaan rumah, tangga secara rutin, termasuk air conditioner (AC) yang terpapar bakteri legionella. Sehingga kualitas udara yang bersih akan berdampak positif bagi kesehatan.
“Hal yang penting adalah bagaimana kita melakukan suatu protokol kesehatan yang baik. Bagaimana kita menjaga daya tahan tubuh kita agar kita tidak rentan terhadap mikroba-mikroba yang memang masuk setiap saat dan setiap hari ada di tubuh kita,” pungkas dr. Oentjro (Elisa)