Pengaruh K-Pop Terhadap Indonesia, Pakar Psikologi Budaya : Budaya Luar Akan Mempengaruhi Psikis Generasi Muda

  • 28 Februari 2019
  • REDAKSI
  • 6203

Saat ini banyaknya budaya asing masuk negara Indonesia, tidak lepas dari kemajuan teknologi yang  mudah dan cepat diakses oleh semua kalangan. Salah satunya budaya Korea. Drama, musik, tarian tarian modern yang biasa disebut K-Pop dari Negara gingseng tersebut sangat besar pengaruhnya kepada Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, pakar Psikologi Budaya, Dr. Andik Matulessy M.Si., mengatakan, ada beberapa hal sebenarnya yang membuat budaya asing ini (Korea) mudah masuk ke Indonesia, salah satunya adalah dengan terus mempromosikan lewat media social. Baik secara elektronik maupun non elektronik, sehingga masyarakat mudah tertarik dan rasa ingin tahunya bertambah.

‘’Memang drama, musik, tarian tarian modern korea itu sangat mewarnai hampir semua stasiun televisi di Indonesia. Karena ceritanya bagus, alurnya menarik, membuat orang tertarik serta ingin terus mencari tahu. Apalagi kemajuan tersebut didukung oleh teknologi sehingga semua orang bisa mengaksesnya. Sama halnya pada Tahun 80 an, pada saat itu breakdance yang buming,’’ papar pengurus IACCP (International Association of Cross Cultural Psychology).

Kepala PLP (Pusat Layanan Psikologi) Untag Surabaya ini juga menjelaskan, bahwa ada 3 kemungkinan apabila dua budaya saling bertemu. Yang pertama, akan terjadi penolakan terhadap budaya baru, kedua, adanya mix atau campuran dari dua budaya tersebut, yaitu sama sama masuk dengan tidak ada yang tersisihkan. Atau kemungkinan ke tiga, budaya asing (Korea) ini lebih dominan atas budaya Indonesia sendiri.

‘’Permasalahannya promosi musik, sinetron maupun budaya Indonesia itu tidak segencar budaya asing, sehingga kurang menarik minat dari negara lain. Sebenarnya, Korea itu negara yang kecil, minim sumber daya alam, tetapi mereka dengan intens dan terus menerus menginformasikan tentang Korea ke media social sehingga orang selalu ingin tahu lebih tentang Korea itu sendiri,’’ jelasnya saat wawancara ke tim warta17agustus (21/02).

Lebih lanjut, dosen Fakultas Psikologi itu juga memaparkan bahwa secara tidak langsung budayaan asing yang masuk ke Indonesia akan mempengaruhi psikis dari para generasi muda kedepannya.

‘’Strategi yang paling jitu dalam pemasaran adalah selalu memborbardir informasi – informasi ke semua media social dan elektronik, karena itu akan mempengaruhi pemikiran kita pada sesuatu itu sendiri. Apalagi masyarakat Indonesia gampang heran dengan sesuatu yang baru, kaget dengan apa yang baru viral. Sampai muncul statement kalau sesuatu yang berbau asing itu bagus dan positif. Padahal itu belum tentu,’’ ujar pria kelahiran Bojonegoro itu.

Dengan banyaknya sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia, Andik berharap, hal itu bisa mendorong para generasi muda untuk lebih kreatif dan inovatif dalam berkarya, sehingga masyarakat Indonesia bisa bangga dengan budaya sendiri daripada budaya negara lain.

‘’Harapan saya para generasi muda khususnya mahasiswa, bisa lebih kreatif dan harus lebih inovatif dalam segala bidang. Memunculkan hal – hal yang menarik dari negara kita. Selain itu, sebagai akademisi kita harus tetap belajar dengan budaya sendiri dan mengembangkannya, agar meminimalisir budaya asing masuk,’’ tutup Ketua II pengurus pusat Himpsi.

Repoter  : MKM

Editor      : LA_unda


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

REDAKSI