Penguatan Pancasila Sebagai Dasar Bangsa dan Negara

  • 16 Desember 2016
  • latifah
  • 6007

Drs., EC., H., Jonathan Judianto., MMT., Kepala Bakesbangpol Jawa Timur, H. Achmad Heri, DPRD Provinsi Jawa Timur, Prof., Dr., Agus Sukristyanto, MS., Dekan FISIP UNTAG Surabaya dan I Wayan Subaya, SH., MPd.H., Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Surabaya mengisi acara diskusi publik BEM UNTAG Surabaya dengan tema " Penguatan Pancasila sebagai Dasar Bangsa dan Negara " pada hari Rabu lalu, (7/12) di gedung Graha Wiyata lt. 9 UNTAG Surabaya.

Kepala Bakesbangpol Jawa Timur, Drs., Jonathan Judianto mengatakan, Negara Indonesia memiliki piranti empat konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika yang telah teruji menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman dan sejarah telah membuktikan itu semua.

Pancasila harus dijalankan secara konsekuen dan benar agar bangsa ini maju, sejahtera dan aman. " Pancasila bukan untuk dipelajari dan dihapalkan, tetapi pancasila harus diamalkan dan diterapkan dalam sikap, tutur kata dan perbuatan sehari-hari sehingga tercermin nilai-nilai pancasila. Kita sudah diantar kepada gerbang kemerdekaan ini adalah tanggung jawab generasi muda untuk mengisi kemerdekaan dengan karya-karyanya dan jadikan pancasila sebagai dasar dan kerangka dalam setiap bertindak dimana Sila-sila yang terkandung di dalamnya harus benar-benar dijalankan supaya bangsa ini bisa lebih baik lagi, " tambah pemateri pertama tersebut.

" Keragaman suku, agama, ras, antar golongan, budaya serta keragaman potensi lain, seperti potensi ekonomi, sumber daya manusia, sumber daya alam, justru itu menjadi perekat kuat untuk bersama-sama membangun dan mensejahterakan masyarakat, jangan jadikan keragaman tersebut, sebuah perbedaan yang dapat memecah belah negara kesatuan republik indonesia. " imbuh Jonathan

Sedangkan H. Achmad Heri menambahkan pada saat ini tantangan kita berbeda dengan tahun 80’an. " Semuanya mahasiswa telah kehilangan isu sentra seperti pada akhir tahun 80’an, walaupun saat itu mereka sangat tertekan tapi para mahasiswa tidak kehilangan semangatnya berbeda dengan sekarang maka mohon dikumandangkan kembali semangatnya mahasiswa, karena musuh kita sekarang bukan lagi pada persoalan hegemoni kekuasaan tapi bagaimana menyadarkan teman sejawat untuk sama-sama mengingatkan ke Indonesian kita saat ini. "

" Saat menginjak era revormasi kita kehilangan kendali semuanya, bagaiamna kita saat ini mengembalikan kembali moral dan nilai yang ada pada pancasila kepada generasi bangsa yang ada saat ini. Karena saat ini mereka mengatakan Indonesia tapi dia tidak pernah kenal sejarah Indonesia, mereka mengatakan pemuda Indonesia tapi tidak menguplikasikan pancasilanya, mereka mengatakan Indonesia tapi mereka tidak kenal pahwalan-pahlawan negaranya yang mereka tahu artis-artis yang di idolakannya. Maka yang kita butuhkan saat ini adalah perlu memiliki teladan kebangsaan yaitu teladan bentuk sosialisasi raksa, teladan sesuai pancasila nomor 1 : Ketuhaan yang maha esa bukan keuangan yang maha kuasa. " ucapnya.

" Penguatan Pancasila Sebagai Dasar Bangsa dan Negara itu adalah sebuah tema yang harus kita diskusikan terus menerus tidak boleh dilupakan kalau bisa diberi sebuah penguatan, penguatan dalam arti adalah mengimplementasikannya. Mengimplementasikan itu jauh lebih penting dari pada di hafal atau dipahami sebuah maknanya. " kata Dekan FISIP UNTAG Surabaya

" Yang diperlukan sekarang adalah new nationalism of indonesia jadi bagaimana mengontrol sebuah State of East Indonesia, sesusai yang dicita-citakan dalam visi kedepan tentang masyarakat yang adil dan sejahtera dari konteks pancasila itu bisa memberikan sebuah pandangan jika boleh dikatakan itu adalah sebuah indonesia baru, indoensia yang memiliki budaya yang unggul, kemudian birokrasinya transparan, hukumnya adil, perekonomian, SDM dan sosialnya yang layak. Jadi dengan adanya dasar idiologi pancasila akan memberikan sebuah besik terbentuknya sebuah Indonesia baru yang bisa beradaptasi dibelahan dunia dan bisa berlangsung secara terus menerus. " ucap Prof. Agus Sukristyanto

I Wayan Suraba. Sh.Mpdh pula menambahi situasi politik saat ini meradang karena ego, nafsu, dan kepentingan kelompok tanpa memikirkan kepentingan Bangsa dan Negara. Maka untuk mencapai kedamaian hati dan batin perlu adanya Pendakian spiritual.

" Ada beberapa solusi untuk meneguhkan kesaktian pancasila yaitu jadilah anak bangsa yang religius, jadilah anak bangsa yang berkarakter, jadilah anak bangsa yang berbudi dan ber etika, berpolitik yang ber etika, jadilah intelektual yang bijak, jadikan tuntunan agama sebagai suluh kehidupan, dan jangan di jadikan tontonan, jadilah anak bangsa yang produktif dan jadilah anak bangsa sebagai pemenang bukan sebagai pecundang " kata ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Surabaya..


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme