Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Wakil Rektor II UNTAG Surabaya Dr. Ir. RA. Retno Hastijanti, MT menjelaskan, dalam konteks keseimbangan ruang, akan terdeteksi bahwa penyelesaian terhadap permasalahan permukiman kumuh secara manusiawi itu, esensinya melibatkan 4 elemen. Yaitu, komunikasi, kesepakatan, empati dan komitmen. Ke empat elemen tersebut, akan berproses untuk mencapai keseimbangan ruang.
Hilangnya komunikasi sebagai penyebab awal proses ketidakseimbangan ruang, harus menjadi titik pijak awal bagi proses tercapainya kembali keseimbangan ruang. Terjadinya komunikasi dua arah yang penuh empati, merupakan syarat mutlak untuk tercapainya kesepakatan. Kesepakatan yang diterima oleh semua pihak. Bila masih ada yang tidak sepakat, tidak bisa dikatakan telah tercapai kesepakatan. Seringkali ada perkataan sepakat untuk tidak sepakat, ini merupakan perkataan halus untuk menolak kesepakatan yang diusulkan oleh salah satu pihak. Bila itu terjadi, kualitas dan kuantitas komunikasi harus ditingkatkan, baik alat maupun metodenya.
Kesepakatan yang telah terjadi, harus dilaksanakan dengan penuh empati dan komitmen yang tinggi. Empati harus dikomunikasikan. Empati, akan memperbaiki kualitas kesepakatan yang ada. Empati akan mulai memasukkan indikatorindikator manusiawi kedalam kesepakatan dan komitmen. Komitmen terhadap kesepakatan, yang dijalankan dengan penuh empati dan terus dikomunikasikan, diharapkan dapat menghasilkan metode pemecahan permasalahan permukiman kumuh yang manusiawi. Hasil antara dari proses perubahan ruang menuju keseimbangan, adalah ruangruang negosiasi. Ruang ini secara nyata, bisa saja menjadi ruang sementara atau ruang yang menetap.