Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Untag Surabaya kerap mencetak prestasi baru dan melahirkan Guru Besar berkompeten di bidangnya. Salah satu Guru Besar yang baru saja dikukuhkan oleh Rektor Untag Surabaya adalah Prof. Dr. Dra. Tri Andjarwati, M.M.
Selasa (7/11), dosen kelahiran Trenggalek dalam pengukuhan Guru Besar menyampaikan pidato orasi berjudul ‘Manajemen Koperasi Inklusif sebagai Penggerak Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan’.
“Koperasi di Indonesia memiliki potensi besar sebagai penggerak pembangunan ekonomi berkelanjutan. Selain tugas ekonomi berkoperasi juga memperhatikan aspek sosial dan budaya dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat secara inklusif,” terang Prof. Andjar, sapaan akrabnya (7/11).
Prof. Andjar menambahkan bahwa hal ini bertujuan dalam memaksimalkan nilai koperasi dalam prinsip transparan, independen, akuntabilitas, kewajaran dan tanggung jawab pengelolaan professional keputusan moral, tanggung jawab sosial dan iklim investasi yang kondusif.
“Dalam implemen manajemen koperasi, manajemen inklusif, keseimbangan antara tiga prespektif perkoperasi yang ada. Koperasi penting sebagai lembaga ekonomi, pendidikan dan sosial budaya,” imbuhnya.
Dosen Manajemen itu menekankan bahwa kunci penguatan koperasi dalam manajemen inklusif adalah penataan internal melalui pendidikan, kepemimpinan, kewirausahaan, kepedulian sosial, kolaborasi dan inovasi.
“Sudah saatnya koperasi didorong saatnya memiliki literasi digital agar dapat menunjukkan dan mewujudkan digital kapabilitas, digital orientasi, dan digital innovation. Sehingga, tujuan competitiveness dapat dicapai dalam persaingan yang ketat,” ujarnya.
Sementata itu, keunggulan bersaing dapat diwujudkan dengan menciptakan dengan tiga rancangan yang terkoneksi, antara lain sumber daya manusia berkelanjutan, orientasi kewirausahaan dan pemanfaatan teknologi informasi berbasis digitalisasi.
“Kesimpulannya adalah koperasi berpotensi sebagai penggerak ekonomi berkelanjutan dengan melaksanakan manajemen koperasi inklusif, manajemen koperasi inklusif mampu dijalankan dengan melaksanakan good cooperative governance yang bertujuan dan membangun keseimbangan secara harmonis, dan mengutamakan penataan ulang koperasi secara internal dan membangun ekosistem untuk mewujudkan digital kapabilitas, digital orientasi dan digital inovasi dan dapat dicapai competitiveness,” tutupnya (Ratna).