Peran Vital Mahasiswa Wujudkan Keadilan melalui Demokrasi Digital

  • 06 Oktober 2023
  • 549

Era digital yang semakin merambat di seluruh penjuru dunia memungkinkan perolehan informasi menjadi lebih mudah bagi seluruh individu. Tetapi tidak hanya infromasi positif juga membuka peluang untuk mendapatkan informasi - informasi hoaks atau palsu.

 

Muniroh, seorang fotografer dan jurnalis lepas Adreena Media, menjadi pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Untag Surabaya dengan tema ‘Pancasila sebagai Dasar dalam Membangun dan Mewujudkan Rasa Nasionalisme sebagai Character Building di Tengah Extrememisme Era Digital’.

 

Muniroh memusatkan perhatiannya pada pembasahan tentang Demokrasi Digital melalui media sosial. Ia mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat tengah disesaki oleh konten visual yang disebut sebagai polusi visual.

 

“Banyak berita dan too much di media sosial, dan terlalu banyak informasi dapat membuat kita merasa capek, karena sejatinya kita adalah manusia, bukan robot yang dapat menyerap begitu banyak informasi,” ungkapnya (3/10).

 

Dengan semangatnya, Muniroh menjelaskan bahwa saat ini terdapat perbedaan signifikan antara era digital dan era konvensional. Pada era digital, masyarakat sering kali diberikan informasi secara acak tanpa mempertimbangkan preferensi pribadi. Sebaliknya, pada era konvensional, berita sering kali difilter dan dipublikasikan kepada masyarakat setelah melalui proses seleksi.

 

“Mahasiswa adalah garda terdepan, karena suara mahasiswa memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa, kalian memiliki privilege, dimana suara kalian menjadi prioritas dan kalian merupakan kritikus yang sangat berpengaruh,” ujarnya.

 

Jurnalis lepas Adreena Media tersebut berpesan pada 129 mahasiswa yang hadir untuk mengaplikasikan teknologi dengan bijaksana.

 

“Gunakan media sosial dengan tanggung jawab, melakukan verifikasi informasi sebelum menyebarkan, hindari membuat atau menyebarkan konten yang menyesatkan atau menghina, serta mempertahankan etika dan sopan santun. Saya optimis generasi sekarang tidak mudah tersulut, saya berharap kalian lihat perbedaan itu dengan indah mulai dari perbedaan kulit hingga agama,” katanya.

 

Muniroh juga menekankan bahwa demokrasi menjadi dasar bagi masyarakat yang ingin menciptakan keadilan dan kesetaraan. Demokrasi digital adalah cara modern untuk berpartisipasi dengan lebih luas dalam mendapatkan informasi dan memiliki ruang untuk menyampaikan pendapat.

 

“Demokrasi digital adalah alat yang kuat untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi. Penting untuk menggunakannya dengan bijaksana, menjaga agar tidak melanggar UU ITE, dan mengimbanginya dengan tanggung jawab. Teknologi dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan demokrasi dan keadilan,” tutupnya. (Ratna)

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id