Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Mahasiswa Untag Surabaya kembali mengukir prestasi membanggakan di ajang bergengsi Duta Emansipasi Jawa Timur 2024. Dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum Untag Surabaya, Bertha Cahyadewi dan Ricko Pratama, berhasil membawa pulang dua gelar juara. Bertha meraih Juara 1 dalam kategori Puteri, sementara Ricko memperoleh Juara 3 kategori Putera.
Kompetisi ini diselenggarakan Paguyuban Duta Emansipasi Jawa Timur dengan tujuan mempromosikan kesetaraan, terutama bagi kaum wanita, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. Kompetisi ini tidak hanya menguji kemampuan public speaking, tetapi juga kemampuan melakukan aksi nyata dalam menyuarakan isu-isu kesetaraan melalui edukasi dan sosialisasi di masyarakat.
Tahap seleksi dimulai pada 22 Agustus 2024, dengan acara puncak acara berlangsung pada 5-6 Oktober 2024 di Plaza Begawan, Malang. Selama proses seleksi, para peserta diuji dalam berbagai aspek, termasuk pengetahuan tentang emansipasi, kemampuan berbicara di depan umum, dan kesadaran sosial mereka terhadap isu-isu kemanusiaan.
Dalam wawancaranya, Ricko mengungkapkan pengalaman dan tantangan terbesar yang ia hadapi. Menurutnya, tantangan terbesar adalah mendalami materi tentang emansipasi yang begitu kompleks dan cara menyampaikannya dengan baik kepada audiens.
“Tantangan terbesar dari lomba ini adalah pemahaman materi emansipasi yang sangat luas dan penerapan public speaking yang kompeten dalam menyampaikannya,” kata Ricko (13/10)
Ricko menjelaskan bahwa motivasinya untuk mengikuti kompetisi ini berkaitan erat dengan studinya di bidang hukum. Ia merasa ajang ini memberikan kesempatan baginya untuk menyuarakan kesetaraan bagi kaum wanita, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya, yang selama ini menjadi salah satu fokus dari disiplin ilmu hukumnya.
“Dari perkembangan zaman dan latar belakang fakultas hukum, saya merasa tertarik untuk menyuarakan isu-isu kesetaraan melalui platform ini,” ujarnya
Proses persiapan yang dilalui Ricko juga cukup panjang. Selain mempelajari teknik public speaking, ia juga harus memperdalam wawasan tentang emansipasi dan etika berperilaku. Ia menegaskan bahwa kompetisi ini bukan hanya tentang membawa nama institusi, tetapi juga tentang mewakili daerah dan latar belakang yang berbeda dalam upaya bersama untuk menyuarakan kesetaraan.
Sementara itu, Bertha Cahyadewi yang meraih Juara 1 kategori Puteri, mengungkapkan bahwa keikutsertaannya dipicu oleh fokus kompetisi yang berorientasi pada isu sosial dan kemanusiaan.
“Saya tertarik mengikuti ajang ini karena ingin menyuarakan hak-hak kesetaraan manusia, terutama untuk kaum wanita dan kelompok rentan,” jelas Bertha (13/10)
Menurut Bertha, gelar Duta Emansipasi merupakan suatu kehormatan yang harus diemban dengan baik. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menjadi jembatan aspirasi masyarakat, terutama dalam memperjuangkan hak-hak yang sering kali tidak mendapatkan perhatian. Ia berkomitmen untuk menggunakan media sosial sebagai platform untuk menginspirasi generasi muda lain dalam menyuarakan kesetaraan, serta melakukan aksi langsung di lapangan untuk membantu kelompok-kelompok rentan.
Selain itu, Bertha merasa bangga bisa berpartisipasi dalam ajang besar seperti ini, yang menurutnya memberikan pengalaman berharga dalam bidang advokasi dan kepemimpinan.
“Ini adalah hal besar yang saya lakukan, dan saya bangga bisa berpartisipasi dalam kompetisi ini,” ungkapnya
Bertha juga menyoroti bagaimana prestasinya di ajang ini relevan dengan studinya di bidang hukum. Menurutnya, peran Duta Emansipasi sangat berkaitan erat dengan hak asasi manusia, yang menjadi salah satu fokus dalam disiplin ilmu hukum.
“Ini sangat relevan dengan studi saya, karena saya bisa memadukan antara teori yang dipelajari di kampus dengan praktik langsung di masyarakat,” kata Bertha
Ricko dan Bertha sepakat bahwa ajang ini memberi mereka banyak pelajaran berharga, baik dalam pengembangan diri maupun profesionalisme. Ricko menilai kompetisi ini memperluas jaringan dan wawasan. Ia berharap prestasi ini memotivasi mahasiswa lain untuk aktif berkompetisi sesuai minat dan bakat, serta berpesan agar selalu fokus pada tujuan tanpa terlalu memikirkan kekurangan.
“Kita bisa bertukar pikiran dengan peserta lain yang berasal dari berbagai daerah, sehingga membuka relasi dan wawasan baru. Jangan fokus pada kekurangan, tapi fokuslah pada tujuan,” pesan Ricko
Keberhasilan Bertha dan Ricko di ajang Duta Emansipasi Jawa Timur 2024 membuktikan mahasiswa Untag Surabaya mampu bersaing di tingkat provinsi dan menyuarakan isu kesetaraan. Prestasi ini menegaskan peran penting generasi muda dalam perubahan sosial, terutama dalam memperjuangkan hak-hak wanita, disabilitas, dan kelompok rentan di Jawa Timur. (Boby)