Perkuat Kesehatan Mental, Maksimalkan Rutin Olahraga dan Bersosialisasi

  • 09 Juni 2023
  • 614

Viral di media sosial, seorang ayah di Gresik bunuh anaknya supaya masuk surga dan tidak merasakan penderitaan di dunia. Menurut Dosen Psikologi Untag Surabaya, Akta Ririn Ariswati, S.Psi., M.Psi., Psikolog status gangguan jiwa setiap orang terpengaruhi oleh sejumlah faktor.

 

Secara umum, tindakan diluar nalar dan tidak pantas muncul dalam keadaan tertentu. Untuk mencari kejelasan hal tersebut dapat melalui pemeriksaan proses psikologis yang tepat. Pemeriksaan mencakup berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kondisi mental, sehingga orang tua sebagai pelaku dapat mengetahui apa saja yang mungkin menjadi penyebab anaknya menjadi korban.

 

“Kasus ini dapat disebabkan oleh gangguan jiwa, kondisi lingkungan, dan motivasi yang mengarah pada perilaku criminal,” ujar Ririn dalam wawancara Tim Warta 17 Agustus, (8/6).

 

Menurut psikopatologi, sang ayah bunuh membunuh anaknya karena gangguan jiwa. Misalnya, gangguan mood, depresi, mania, bipolar disorder, extreme anxiety, hingga personality disorder.

 

“Jadi, intinya gangguan kejiwaan itu bisa mempengaruhi bagaimana kondisi pemikiran seseorang, emosi, serta persepsi, sehingga bisa saja karena gangguan kejiwaan yang sedang terganggu menyebabkan mereka hilang kontak dengan kenyataan atau tidak sadar melakukan kejahatan yang ekstrim,” ucapnya

 

Tindak utama kejahatan terpengaruhi oleh tiga faktor internal yaitu stress, kejiwaan, dan psikologis. Kondisi kejiwaan dan pikiran yang terganggu dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontak dalam menghadapi kondisi kenyataan. Sehingga memunculkan pemikiran negatif, delusi, dan penguasaan impuls yang agresif tanpa kontrol.

 

“Dalam beberapa kasus, penyebabnya yaitu dinamika hubungan yang tidak sehat antara anggota keluarga. Konflik yang terjadi tanpa penyelesaian dengan hubungan yang superior seperti orang tua kepada anak. Dapat mengakibatkan anak menjadi korban akibat ketidakmampuan untuk melawan,” jelasnya

 

Untuk menghindari timbulnya aktivitas negatif, harus dapat belajar mengelola stress dengan sehat. Seperti melakukan berbagai aktivitas fisik dan bersosialisasi.

 

“Dengan berolahraga, bermeditasi, dan aktivitas lainnya dapat mengalihkan pikiran kita sejenak. Kita juga harus berkomunikasi untuk menemukan solusi yang baik. Karena dukungan emosional sangat bisa membantu dan memotivasi. Jangan biarkan orang tua yang mengalami masalah berat yang berkomplikasi sendirian. Tetap pastikan mereka berkoneksi dengan orang yang di sekitarnya sebagai upaya monitoring,” kata Ririn

 

Jika perilaku memburuk, hubungi profesional yang berkompeten dalam menangani masalah dan jika muncul ancaman, hubungi pihak berwenang untuk mengatasi dan memberikan perlindungan untuk risiko yang membahayakan.

 

“Pastikan pusat layanan dengan kesehatan dan mental. Jika ada ancaman langsung, harus hubungi layanan kedaruratan dan kepolisian,” tutupnya (Nabila)

 

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

BERITA TERKAIT

Samsung Resmi Rilis Galaxy S 4
  • 15 Maret 2013
  • 6740
Kuliah Di India Murah
  • 19 Maret 2013
  • 6811