Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Untag Surabaya menggagas Seminar Nasional bertajuk ‘Pancasila sebagai Dasar dalam Membangun dan Mewujudkan Rasa Nasionalisme sebagai Character Building di Tengah Extremisme Era Digital’ di Gedung Pusat Yayasan dan Rektorat Untag Surabaya Lt.6, pada Selasa, (3/10).
Seminar Nasional kali ini menghadirkan Hasan Ismail, S.AP., M.AP, Dosen Administrasi Publik Untag Surabaya dan Muniroh, Jurnalis Adreena Media sebagai pembicara, dengan partisipasi antusias dari 129 mahasiswa Untag Surabaya.
Dalam sambutannya, Kepala BEM Fakultas Hukum Untag Surabaya, Aditya Rizal Ranovianto, menjelaskan bahwa tujuan seminar nasional ini terinspirasi dan didasari oleh peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober 2023.
“Melalui hal ini, dalam era digital, Pancasila sudah mulai dilupakan nilai-nilai dasarnya, seperti nilai keadilan dan nilai kemanusiaan yang mulai memudar dan dilupaan oleh para generasi muda saat ini,” terangnya (3/10)
Dekan Fakultas Hukum Untag Surabaya, Prof. Dr. Slamet Suhartono, S.H, M.H, CMC. mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh BEM FH Untag Surabaya.
“Saya senang melihat para mahasiswa selalu memiliki kesempatan untuk mengagungkan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai institusi pemersatu bangsa negara Indonesia,” ungkapnya
Slamet menekankan bahwa pada era digital seperti saat ini tidak memiliki batas, dimana informasi dapat menjelejah ke seluruh pelosok dunia. Meskipun digitalisasi membawa dampak positif, namun juga tidak jarang informasi yang disampaikan melalui media digital itu membawa akibat yang kurang etis bagi generasi muda.
“Pancasila memiliki peran penting dalam melindungi dan mengarahkan perkembangan media digital karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa. Namun, kesuksesan bergantung pada kemampuan kita dalam menggunakan Pancasila untuk menyaring ekstremisme di era digital. Mari kita tanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri kita untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara, serta melindungi diri dari pengaruh negative ekstrimisme dalam era digital,” tutupnya (Ratna)