Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Desa Plunturan, Ponorogo saat ini sedang mengupayakan pengembangan desa melalui program wisata budaya. Wisata budaya sangat memungkinkan untuk dikembangkan di Desa Plunturan karena desa ini memiliki seni reog, seni tari gajah-gajahan, dan seni karawitan. Dalam mewujudkan desa wisata ini, pemerintah desa telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan melakukan kerjasama dengan berbagai institusi sebagai pendukung dalam mewujudkan desa Plunturan untuk menjadi Desa Wisata.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Prodi Sastra Inggris, Senin (30/11) kembali melakukan kegiatan di Desa Plunturan. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan pengabdian yang sudah dimulai dari 27 Oktober 2020. Kegiatan yang diinisiasi oleh tim Dosen Prodi Sastra Inggris Untag Surabaya ini disambut hangat oleh Kepala Desa setempat. “Di masa mendatang Wisata Budaya Desa Plunturan diharapkan tidak hanya dikenal oleh masyarakat dalam negeri namun juga dikenal di manca negara. Agar bisa dikenal di manca negara diperlukan peran bahasa Inggris baik sebagai media promosi maupun komunikasi.” Tutur Kepala Desa Plunturan.
Pelatihan bahasa Inggris terutama kepada Kelompok Sadar Wisata Desa Plunturan yang merupakan pemegang peran utama dalam pengembangan wisata budaya desa Plunturan. Kaprodi Sastra Inggris menyampaikan bahwa selain memberikan pelatihan bahasa Inggris kepada Pokdarwis, prodi Sastra Inggris juga mulai mengenalkan bahasa Inggris kepada anak usia SD desa Plunturan dalam program kegiatan seperti pembelajaran bahasa Inggris melaui pendekatan authentic learning dan digital story telling.
“Selain penguasaan bahasa Inggris, literasi budaya merupakan hal lain yang harus dikuasai oleh masyarakat desa Plunturan. Literasi budaya dibutuhkan agar masyarakat desa Plunturan memiliki kemampuan memahami dan bersikap terhadap ragam kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan bersikap bijaksana dalam menerima keberagaman. Oleh karena itu, literasi budaya ini penting diberikan mulai dari tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat.” Jelas Mateus Rudi Supsiadji, S.S., M.Pd Kaprodi Sastra Inggris.
Selain memberikan program pelatihan bahasa Inggris, Dosen Prodi Sasra Inggris juga memberikan pelatihan literasi budaya kepada anak-anak SD dengan memberikan bacaan cerita rakyat dari berbagai daerah atau provinsi. Dari berbagai cerita rakyat ini diharapkan anak-anak memiliki keterampilan kesadaran lintas budaya lokal, berpikir reflektif dan kritis serta kecakapan personal mengatasi diri menjadi agen perubahan. “ Sebenarnya kegiatan-kegiatan tersebut telah diinisiasi sebelum adanya pandemi Covid-19. Pada saat pandemi kegiatan dilaksanakan secara online dan offline. Pelaksanaan kegiatan secara offline dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti melakukan rapid test sebelum melaksanakan kegiatan, memakai masker, dan mencuci tangan. Kegiatan juga dilakukan di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang baik.” Ungkap Linusia Marsih, S.S., M.Pd. Dosen Prodi Sastra Inggris Untag Surabaya.
Reporter