Perlunya Integrasi Media Sosial Untuk Meningkatkan Transaksi E-Commerce

  • 13 Februari 2023
  • 1207

Alibaba, media e-commerce berasal Cina, baru-baru ini mengumumkan penutupan permanennya hingga 31 Maret 2023. Penutupan e-commerce ini menambah daftar perusahaan yang memutuskan untuk menutup layanan bisnisnya di Indonesia.

 

Dr. Siti Mujanah, MM, Kepala Program Studi Manajemen menilai penutupan bisnis e-commerce ini terkait dengan fase integrasi yang sedang dialami perusahaan.  

 

“Saya mengamati bahwa bisnis media e-commerce saat ini sedang dalam fase integrasi untuk menghasilkan keuntungan bagi para investornya. Singkatnya, kata, e-commerce bergerak menuju fase yang menguntungkan," ujarnya, Rabu (8/2).

 

Pada fase integrasi perusahaan e-commerce merespons sejumlah faktor eksternal. Penurunan biaya dan optimalisasi potensi aliran pendapatan akibat penurunan daya beli karena dua hal, seiring dengan pandemi Covid-19 dan aspek ekonomi lainnya.

 

“Ini bisa menjelaskan kenapa ada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang cukup signifikan di sejumlah bisnis media e-commerce,” tuturnya

 

Di sisi lain, perusahaan e-commerce menambahkan biaya transaksi, biaya afiliator, bahkan membutuhkan layanan perangkat lunak internal tanpa memerlukan pihak ketiga. Situasi ini menimbulkan banyak konsekuensi mana perusahaan yang gagal membuat road map untuk profit dan capital outflow terpaksa gulung tikar.

 

“Media e-commerce saat ini mendapat pesaing baru di media sosial seperti TikTok dan Instagram. Yang mana dari kedua platform tersebut yang lebih dekat dengan milenial dan Gen Z.  Ada potensi bahwa transaksi jual-beli atau keputusan pembelian dua generasi ini di masa mendatang akan didominasi dari kedua platform ini,” ujar dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu.

 

Oleh karena itu, para pengusaha media e-commerce harus mampu mengembangkan tren ini dan mengintegrasikan ke dalam toko mereka. Selain itu, konsumen e-commerce Indonesia memiliki sensitivitas promo yang tinggi.

 

“Ada gratis ongkir pindah, ada bonus loyalitas tertentu pindah. Penawaran-penawaran seperti itu akan semakin jarang kita jumpai dari bisnis e-commerce platform karena fase integrasi,” tegas Siti Mujanah.

 

Mempertimbangkan tren ini, Siti Mujanah merekomendasikan seller atau penjual yang memiliki lapak di e-commerce untuk memiliki reputasi yang baik di berbagai media e-commerce dan media sosial. Ini bertujuan sebagai penilaian kebijakan e-commerce yang menghilangkan fleksbilitas opsi pengiriman dan meningkatkan biaya pengelolaan dan juga menjangkau lebih banyak pembeli dan pelanggan.

 

“Para seller di media e-commerce memiliki lapaknya sendiri dengan membangun website yang berisi seluruh tawaran produk, termasuk fasilitas pembayaran. Hal ini harus dilakukan oleh para pelaku bisnis dan UMKM terutama bagi mereka yang memang memiliki produk sendiri, bukan hanya trading, sehingga semua aktivitas saluran pemasaran baik online maupun offline diarahkan ke website mereka sendiri,” pungkasnya. (Nabila)

 

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

BERITA TERKAIT

Isi Kokpit Mobil F1
  • 20 Maret 2013
  • 6966
8 Fitur Mengaggumkan Windows 8
  • 20 Maret 2013
  • 6393
Komputer Terkecil Di Dunia
  • 20 Maret 2013
  • 6573