Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Seminar Nasional ‘Keberlanjutan Dunia Usaha Menghadapi Perubahan Lingkungan Dunia Global’ yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untag Surabaya mengundang para guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya sebagai pembicara, salah satunya Prof. Dr. Eni Wuryani, S.E., M.Si., CMA. Seminar ini diadakan secara hybrid di Ruang Q.210 Gedung Prof. Dr. Roeslan Abdulgani dan pranala Zoom Meetings (12/10).
Pemaparan materi ‘Keberlangsungan Usaha: Perspektif Aspek Keuangan’ mendapatkan perhatian penuh oleh para peserta yang menghadiri baik secara fisik di lokasi maupun Zoom.
Dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA) itu menyampaikan bahwa di era digitalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan harus melakukan inovasi dalam bentuk jasa maupun produk yang dapat dijangkau oleh para konsumen. Selain itu, Eni Wuryani juga menjelaskan orientasi laba yang sesuai dengan jenis perusahaannya.
“Orientasi laba dari tiga jenis perusahaan ini tidak lepas dari inovasi terbaru. Perusahaan jasa, seperti angkutan umum, harus bersaing melakukan inovasi terbaru. Kemajuan teknologi memungkinkan transaksi pembelian barang melalui ponsel hingga barang dapat langsung sampai ke tangan customer. Sementara perusahaan dagang seperti toko kelontong beroperasi 24 jam untuk meningkatkan penjualan dan bersaing dengan minimarket. Perusahaan manufaktur tidak hanya berfokus pada memproses bahan baku menjadi bahan jadi, tetapi juga harus menerapkan strategi pemasaran yang efektif,” paparnya
Tiga jenis perusahaan tersebut dihimbau untuk tidak mengabaikan perhatian terhadap cash flow atau arus kas. Ketua Senat Ekonomi dan Bisnis UNESA itu juga menekankan bahwa pendapatan suatu perusahaan melebihi pengeluaran agar tidak mengalami kerugian atau failed.
Dalam pemaparan materi tersebut, solvabilitas turut disinggung untuk memastikan perusahaan dapat mengelola dan memperhitungkan hutang dengan baik.
“Solvabilitas adalah kemampuan jangka panjang untuk mengelola hutang, dimana semakin kecil persentasenya semakin baik. Terdapat dua aspek solvabilitas, yaitu debt to asset rasio (DAR) yang mengukur hutang terhadap asset, dan debt to equity rasio (DER) yang mengukur hutang dengan rasio atau modal. Hutang dapat dilihat dari sisi positif dan negative pada perusahaan, tergantung pada bagaimana perusahaan memanfaatkannya untuk biaya operasional dan peningkatan pendapatan,” tutur Ketua Pusat Studi Akuntansi dan Pajak UNESA tersebut
Sebelum pemaparan materi diakhiri, Eni membagikan tips untuk menilai kinerja suatu perusahaan.
“Untuk menilai kinerja suatu perusahaan tanpa harus mengunjunginya, perlu melihat atau membaca laporan keuangannya. Jika laporan keuangan menunjukkan kerugian, itu menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak sehat,” tutupnya (Laras)