Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Masalah perubahan iklim kini kembali muncul. Beragam isu lingkungan akhir-akhir ini seperti panas ekstrim di bulan Agustus diperkirakan banyak negara yang akan mengalami El Nino. Indonesia juga akan menjadi salah satu negara yang terdampak.
Pembicaraan mengenai isu perubahan iklim bukanlah hal baru. Kepada Warta 17 Agustus (3/5/23) Dekan Fakultas Teknik Untag Surabaya, Dr. Ir. Sajiyo, M.Kes., IPU., ASEAN Eng. menuturkan isu perubahan iklim memperburuk keadaan dan fenomena alam yang terjadi belakangan ini.
“Secara ilmiah, peristiwa El Nino dan pemanasan Global tidak dapat dikatakan terkait karena jarak peristiwa yang sangat jauh. Pemanasan global disebabkan oleh pelepasan gas rumah kaca yang menutupi permukaan bumi, dan memerangkap panas matahari Sedangkan El Nino disebabkan oleh siklus alami laut tropis di Samudera Pasifik. Namun, semua ahli sepakat keduanya dapat berdampak pada perubahan iklim,” ujarnya.
Menurutnya, terdapat dua hal utama dalam menghadapi perubahan iklim, yakni adaptasi dan mitigasi.
“Untuk adaptasi misalnya, orang perlu bersiap menghadapi suhu yang lebih tinggi akibat El Nino atau curah hujan yang tinggi akibat perubahan iklim. Beberapa hal bisa dilakukan, seperti mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menanam pohon. Mungkin seseorang dapat memulai membiasakan menggunakan tabir surya untuk menjaga kesehatan kulit saat beraktifitas di bawah paparan matahari,” tambah dosen teknik Industri tersebut.
Upaya mitigasi atau pencegahan, masyarakat dapat mulai menjalani gaya hidup hijau, misalnya dengan menanam pohon.
“Menurutnya, penanaman pohon meski merupakan proses adaptasi, namun merupakan upaya mitigasi karena pohon dapat menyerap karbondioksida untuk mengurangi dampak pemanasan global. Pohon juga dapat menjaga sumber air tetap hidup, hal ini dapat berguna sebagai upaya mitigasi saat terjadinya kemarau panjang,” tutupnya Sajiyo. (Nabila)