Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Perusahaan Apple terkenal dengan keamanan yang sangat ketat. Namun, baru-baru ini terjadi serangan siber berupa phishing yang menargetkan Apple ID para penggunanya.
Dilansir dari Republika.co.id, perusahaan keamanan Symantec yang berbasis di California mendeteksi serangan tersebut pada 2 Juli 2024. Akibat serangan tersebut, sebanyak 1,46 miliar pengguna iPhone terancam menghadapi risiko phishing.
Serangan siber ini dilakukan dengan cara mengirim teks melalui email maupun SMS yang dirancang sedemikian rupa seolah-olah teks tersebut dikirim oleh perusahaan Apple. Pelaku kemudian mencuri identitas korban melalui Apple ID yang diretas.
Phishing ini terjadi bukan karena celah keamanan perusahaan Apple, tetapi menggunakan metode rekayasa sosial (social engineering) di mana kelalaian para pengguna dimanfaatkan oleh pelaku. Korban mengira pesan tersebut berasal dari Apple, namun tanpa disadari pesan tersebut adalah SMS broadcast yang digunakan pelaku untuk mencuri data pribadi pengguna.
Hal terburuknya, pelaku dapat sewaktu-waktu mengubah kata sandi Apple ID, membuka aplikasi perbankan, mengubah kata sandi aplikasi lainnya, dan menguras semua aset pengguna dalam waktu yang singkat.
Untuk mencegah phising semakin meluas, Apple menyarankan kepada para pengguna iPhone untuk menambahkan otorisasi dua faktor (2FA) atau Two-Factor Authorization guna memperkuat lapisan keamanan ekstra ke Apple ID pengguna.
Selain itu, pengguna diharapkan untuk mengidentifikasi secara jeli pesan tersebut berasal dari sumber yang valid atau tidak. Dengan cara memperhatikan tanda seperti kesalahan ejaan, tata bahasa yang buruk atau alamat email serta nomor telepon yang tidak sesuai dengan data asli dari perusahaan.
Seiring dengan perkembangan zaman, serangan siber akan semakin banyak terjadi meskipun keamanan perangkat dianggap cukup ketat. Serangan seperti ini dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja.
Untuk mencegah serangan siber, sebaiknya masyarakat lebih bijak dan teliti sebelum menekan tautan yang sumbernya belum diketahui validitasnya. Selain itu, masyarakat juga perlu memperhatikan keamanan data pribadi dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor (Two-Factor Authentication) pada perangkat masing-masing. (Annifa)