Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam menjalankan usaha, terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pemasaran produk menjadi faktor kunci. Pelaku bisnis UMKM perlu merancang strategi yang tepat untuk memaksimalkan pemasaran produk mereka.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untag Surabaya berhasil mengadakan Seminar Nasional Forum Dosen Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (FORDES ISEI) Cabang Surabaya secara hybrid. Salah satu pemateri, Guru besar bidang ekonomi di Universitas Tanjungpura Pontianak dengan judul ‘Sustainability Of MSMES Towards Global Competitiveness: An International Marketing Perspective’.
“Perubahan dalam lingkungan bisnis global merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM. Isu globalisasi terus berlanjut, dan dinamika lingkungan mempengaruhi perubahan kebijakan, inovasi teknologi, dan krisis lingkungan. Oleh karena itu, dunia usaha diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan ini, baik dengan kesadaran atau kebutuhan,” ungkapnya (12/10).
Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi faktor-faktor tantangan dalam persaingan global yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia.
“UMKM di Indonesia menghadapi tiga tantangan utama dalam persaingan global. Pertama, pasar yang terbatas mengakibatkan persaingan di pasar global yang luas dan kompetitif menjadi luas dan kompetitif. Kedua, regulasi yang rumit menghambat UMKM yang ingin beroperasi di pasar global. Misalnya, kesulitan dalam mendapatkan izin ekspor. Ketiga, brand recognition yaitu membangun merek yang dikenali di pasar global menjadi tantangan terbesar karena terbatasnya pengetahuan dan sumber daya,” tuturnya.
Produk UMKM Indonesia memiliki potensi unik berkat diversitas budaya, kualitas tinggi, dan pemanfaatan bahan lokal. Untuk mendukungnya, perlu meningkatkan sumber daya manusia, terutama digital marketing untuk meningkatkan penjualan, terutama di e-commerce.
“Agar UMKM dapat bertahan dalam menghadapi persaingan global, penting untuk memiliki orientasi pelanggan yang kuat, keterampilan beradaptasi yang dinamis, adaptasi teknologi, strategi diferensiasi, produk yang efektif, dan dukungan pemerintah,” tutup Doktor Manajemen tersebut (12/10). (Laras)