Remaja Hamil Sebelum Menikah, Peran Orang Tua Tidak Sesuai

  • 26 Januari 2023
  • 1121

Meningkatnya angka kehamilan sebelum menikah kembali hebohkan masyarakat. Di Ponorogo, Jawa Timur, ratusan siswa memohon kebebasan menikah dengan sebagian besar pemohon hamil sebelum menikah.

 

Dr. Rr. Amanda Pasca Rini, M.Si., Psikolog, Psikolog Untag Surabaya berspekulasi bahwa pola asuh berperan penting dalam mencegah kehamilan sebelum menikah.

 

“Mengantisipasi kehamilan sebelum menikah yakni dengan pola asuh yang manusiawi dan terbimbing,” jelas Amanda kepada Tim Warta 17 Agustus, Selasa (24/1).

 

Dengan pesatnya perkembangan teknologi dimana kelompok anak dapat mengakses beragam informasi, Amanda berpendapat bahwa pendidikan seks harus dikenalkan sejak dini.

 

“Sebagian besar masyarakat masih menganggap pendidikan seks sebagai hal yang tabu. Padahal, pendidikan seks memungkinkan anak memahami kondisi tubuh dan lawan jenis. Dan Kebanyakan orang tua menghindari pertanyaan anak-anak mereka tentang seks dan bahkan mengalihkan pembicaraan,” katanya.

 

Tanggapan orang tua tidak sesuai untuk semua situasi. Hal ini karena, rasa ingin tahu yang besar dari anak-anak melampaui pengetahuan orang tua mereka dan mendorong mereka untuk bertindak karena rasa ingin tahu.

 

“Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga, karena anak perlu mendapatkan informasi yang benar dari orang tuanya, bukan dari orang lain. Perlu juga pendidikan seks dari sudut pandang agama sebagai sarana untuk mengontrol potensi seksual yang bersifat pantangan dan mengarahkan potensi tersebut sesuai dengan prinsip norma agama,” Psikolog Untag Surabaya tersebut.

 

Selain peran orang tua, upaya pencegahan kehamilan sebelum nikah dapat diminimalisir dengan menyadari dampak negatifnya bagi setiap individu masing masing.

 

“Ada sejumlah tindakan pencegahan yang dapat diambil sebelum menikah untuk mencegah kehamilan di usia belia. Misalnya remaja putri harus menutup aurat, menjaga martabat remaja putri, menghindari pergaulan bebas dan tidak pacaran, dan memahami batasan dalam berteman. Selain itu, tiap individu juga perlu meningkatkan pemahaman agama, menghindari konten pornografi/porno aksi di media sosial,” beber Amanda.

 

Kepedulian sekolah dalam membimbing pergaulan siswa bagi Rakimin juga berperan penting untuk memberikan pemahaman pendidikan seks yang baik.

 

“Tokoh agama maupun tokoh masyarakat harus proaktif dalam memperhatikan pergaulan sosial anak,” tutup Amanda (Nabila)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id