Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Revina Iriyanti Udam, mahasiswi Fakultas Hukum Untag Surabaya, berhasil meraih medali perak pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Cabang Olahraga Lari Estafet di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Revina, yang merupakan mahasiswi Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum Untag Surabaya mengungkapkan bahwa persiapan yang dilakukan untuk PON 2024 memakan waktu lebih dari satu tahun, dengan latihan intensif yang mencakup kesiapan fisik dan mental.
“Lebih dari setahun saya melakukan persiapan dengan latihan lari, kesiapan fisik dan juga mental menuju PON. Sebagai salah satu perwakilan tim Jawa Timur, saya awalnya lolos dan masuk 4 besar di event Jawa Tengah dan Jawa Timur Open 2023. Setelah melalui proses tersebut, saya berhasil masuk di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk persiapan di tim lari estafet,” kata Revina (15/10)
Kompetisi yang diadakan pada 18 September 2024 ini membawa kejutan tersendiri bagi Revina dan timnya. Mereka awalnya menargetkan medali perunggu, namun berhasil meraih perak di kategori lari estafet 100 meter.
“Tidak menyangka pastinya karena target kita (tim lari estafet Jawa Timur) dapat perunggu itu pun belum pasti dan tidak yakin, karena ada tim lain dari kota DKI Jakarta juga yang performanya bagus-bagus dan selisihnya tipis sekali dengan kita. Saat hasil keluar, saya kaget ternyata dapat perak bukan perunggu,” ungkapnya
Di balik kemenangan ini, Revina juga menghadapi berbagai tantangan selama persiapan menuju PON tahun ini, yang diadakan setiap empat tahun sekali.
“Saya sempat kecewa dan berhenti latihan setelah seleksi PON yang ada di Papua saat itu. ditambah lagi saya harus menjalani operasi usus buntu. Selama kurang lebih 8 bulan, saya tidak latihan sama sekali. Tetapi, saya berniat untuk coba lagi berusaha di PON tahun ini dan akhirnya lolos di 100 M sampai rezeki membawa pulang perak,” kata Atlet lari estafet tersebut
Tak hanya tantangan itu saja yang ia hadapi, namun adanya kendala yang dialaminya bersama tim seperti kurangnya chemistry dan sulit menyatukannya akibat asal daerah yang berbeda-beda.
“Menyatukan chemistry dengan background daerah yang berbeda itu cukup sulit. Ada yang dari Kediri dan Surabaya sendiri, sedangkan kalau tim harus ketemu dan latihan tiap hari agar chemistry nya terbentuk,” ucap Revina
Meski menghadapi banyak hambatan, Revina mampu mengatasinya satu per satu. Ia juga bersyukur menjadi mahasiswi Untag Surabaya yang memungkinkannya untuk membagi waktu antara kuliah dan latihan.
“Walaupun saya atlet tapi prinsipnya saya tetap mengutamakan pendidikan yang tidak dapat ditinggal. Bersyukur sekali bisa kuliah di Untag Surabaya yang menyediakan kelas sore jadi saya bisa membagi waktu antara latihan dan juga kuliah,” tutup Revina dengan rasa syukur (Arvina)