Revitalisasi Koperasi Wanita dalam Menumbuhkembangkan Perekonomian Desa

  • 31 Juli 2017
  • 6089

“ Masalah yang dihadapi Koperasi Wanita dibeberapa desa di Provinsi Jawa Timur antara lain anggota yang minim, anggota cenderung tidak aktif, dan lemahnya dukungan dari lembaga lain analisis artikel dari Imroatu Choiroh Masula mahasiswa UNTAG Surabaya Mahasiswa jurusan Administrasi Publik yang disampaikan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Koperasi tingkat Jawa Timur tahun 2017 juara harapan 1

Pemerintah khususnya Kementerian Negara Koperasi dan UKM sejak tahun 1980 sampai dengan  sekarang telah melaksanakan berbagai program. Salah satunya adalah program peningkatan peran perempuan melalui Koperasi dan UKM. Keberadaan Koperasi Wanita yang berkaitan dengan lingkungan sekitar mampu memberikan bantuan kepada sesama yang miskin dalam arti luas termasuk ketertindasan dalam hal biologis dan sosial melalui pendidikan, konsultasi, pendampingan dan memberikan advokasi sehingga dapat membantu dalam meningkatkan perekonomian desa.

“Koperasi Wanita pada umumnya memiliki kegiatan yang diorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan dan pemecahan persoalan wanita baik yang bersifat konsumtif, produktif maupun kesehatan reproduksi. Dalam kaitan dengan pemberdayaan dan peningkatan peranan wanita dalam koperasi,” kata Imroatu kepada warta17agustus.com, Senin (31/7/2017).

Kehadiran Koperasi Wanita, lanjut mahasiswa kelahiran 1995 itu masih ditemukan masalah di beberapa desa di Jawa Timur seperti anggota yang minim, dan anggota yang bergabung cenderung tidak aktif. Dalam proses kaderisasi, Koperasi Wanita di desa-desa cenderung susah  untuk mencari pengurus dan pengawas. Masalah lain yang dapat dilihat yaitu anggota yang masuk dalam strukur koperasi juga menjabat di strukur desa. Sehingga terdapat  double job. Pengurus, pengawas, dan anggota kebanyakan dari kalangan ibu rumah tangga, dimana juga mempunyai kewajiban lain diluar koperasi.

“Karena masalah tersebut maka menimbulkan masalah baru yaitu usaha dalam Koperasi Wanita tidak berkembang bahkan tidak bertambah, padahal jika Koperasi Wanita dapat mengembangkan usaha yang lebih luas lagi, maka koperasi tersebut akan menjadi lebih besar bahkan bisa membantu meningkatkan perekonomian desa,” tambahnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah Koperasi Wanita adalah dengan cara revitalisasi. Imroatu dalam karya ilmiahnya yang berjudul “Revitalisasi Koperasi Wanita dalam Menumbuhkembangkan Perekonomian Desa”, revitalisasi merupakan suatu tindakan atau cara yang dilakukan agar Koperasi Wanita menjadi penting.

“Jika dilihat saat ini, Koperasi Wania tidak banyak yang aktif sehingga perlu dilakukan revitalisasi, disamping dapat meningkatkan eksistensi kaum perempuan di desa, akan dapat pula meningkatkan ekonomi desa,” kata dia.

Adapun revitalisasi Koperasi Wanita yang dapat dilakukan menurut Imroatu adalah (1) Dengan    melakukan    perencaanan    revitalisasi    pada    kelembagaan, usaha/bisnisnya, pendidikan sumber daya anggota, dan kegiatan lain yang secara tidak langsung berpengaruh pada Koperasi Wanita; (2) Dalam rangka merevitalisasi maka akan ada syarat yang harus dimiliki Koperasi Wanita tersebut; (3) Mempunyai strategi revitalisasi, sehingga revitalisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan; (4) Mempunyai pemanfaatan  dan  peran  yang jelas  dalam meningkatkan perekonomian desa ketika revitalisasi sudah dilakukan, sehingga Koperasi Wanita tetap hidup dan berkembang.

“Dengan revitalisasi Koperasi Wanita yang ada di desa-desa maka akan mampu menumbuhkembangkan perekonomian desa, disamping itu pergerakan wanita di desa-de
https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id