Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Bukan lagi sesuatu yang baru bahwa penanganan sampah plastik merupakan masalah yang harus segera ditangani. Sejak beberapa tahun belakangan, permasalahan tersebut muncul dan semakin meresahkan. Bukan hanya sampah yang berserakan di daratan saja, namun juga sampah yang ada di perairan, baik di sungai atau bahkan di laut. Ada banyak hal dampak yang ditimbulkan dari sampah, seperti pencemaran, kesehatan, hingga perkembangan ekonomi.
Pendiri yang juga sekaligus sebagai Chief Executive Officer, Boyan Slat, mengatakan bahwa perlunya menutup sumber sampah yang mengalir dari sungai ke laut, dan membersihkan sampah - sampah yang saat ini masih belum dikelola atau dibersihkan. Menurutnya kehadiran robot Interpector akan dapat mengatasi masalah tersebut.
‘’Untuk benar - benar membersihkan lautan dari sampah plastik, kita perlu membersihkan warisan (sampah) dan menutup keran aliran sampah dari sungai yang menuju ke laut. Menggabungkan teknologi pembersih sampah dengan robot Interceptor merupakan sebuah solusi yang tepat,’’ kata Boyan Slat, Pendiri dan CEO The Ocean Cleanup.
Sebagian negara di luar sana telah mencoba beberapa hal untuk mencegah permasalahan atas menumpuknya sampah plastik, seperti daur ulang, mengganti kantong belanjaan, dan larangan pengemasan sekali pakai. Hal tersebut merupakan usaha yang dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang belum dapat dikelola dengan baik.
Melihat permasalah tersebut, ada yang menarik dari perusahaan asal Belanda yang dipimpin oleh Boyan Slat, Ocean Cleanup berhasil membuat robot yang mampu mengurangi sampah di sungai. Robot tersebut dinamakan Interceptor dengan sumber tenaga utamanya menggunakan sinar matahai atau tenaga surya.
Diketahui Interceptor mampu bekerja selama 24 jam dan menyedot sampah seperti cara kerja vacum cleaner. Robot tersebut juga mampu menampung hingga 50.000 kg sampah. Untuk berikutnya ketika sampah sudah penuh atau overload, robot akan mengirimkan sinyal ke sistem yang telah dirancang sedemikian rupa hingga akhirnya menepi.
Robot Interpector tersebut dinilai ramah lingkungan karena menggunakan tenaga surya. Selain itu tidak mengeluarkan suara atau polusi udara. Dengan robot Interceptor, Ocean Clean Up berharap untuk ke depan dapat membersihkan laut dari sampah plastik hingga 90 persen pada 2040.
Ocean Cleanup telah membangun empat Interceptors pertama. Mereka memilih Jakarta, Kuala Lumpur, dan Vietnam untuk uji coba. Di Jakarta, robot Interceptor mulai membersihkan sampah di sungai Cengkareng Drain.
Reporter