Rodoku: Rahasia Mahasiswa Sastra Jepang Untag Tampil Percaya Diri di Jepang

  • 04 Juli 2025
  • 7

Rodoku, dalam bahasa Jepang berarti membaca nyaring, bagi saya bukan sekadar keterampilan teknis. Rodoku adalah seni, bahkan spiritualitas dalam menyampaikan pesan bahasa Jepang secara hidup dan penuh makna. 


Bagi sebagian orang, rodoku mungkin tampak bisa tampak seperti aktivitas membaca biasa. Namun, dalam dunia pembelajaran bahasa, terlebih lagi sastra Jepang, rodoku adalah latihan keterampilan yang menyatukan pelafalan yang tepat, intonasi yang peka, ekspresi yang menyentuh, dan tentu saja pemahaman mendalam terhadap isi bacaan.


Rodoku dalam Pembentukan Karakter Akademik


Saya menyaksikan sendiri bagaimana mahasiswa-mahasiswa kami bertumbuh melalui metode ini. Di Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Untag Surabaya, rodoku merupakan salah satu mata kuliah. Mata kuliah ini menjadi bagian dari proses pembentukan karakter akademik, bagaimana mereka berbicara, mendengarkan, memahami, dan menyampaikan ide dalam bahasa asing dengan keindahan dan ketepatan.


Satu partikel yang keliru bisa mengubah makna. Misalnya, membacakan partikel "?" sebagai "ha" alih-alih "wa" mungkin terlihat sepele. Namun di Jepang, kekeliruan semacam ini bisa menciptakan kesan tidak professional bahkan membingungkan lawan bicara. 


Karena itu, empat aspek utama dalam rodoku adalah kelancaran membaca, pemahaman isi, ekspresi, dan pelafalan. Kami tekankan sejak awal melalui mata kuliah seperti dokai (pemahaman bacaan) dan rodoku itu sendiri.


Jendela Budaya dan Kepekaan Bahasa


Rodoku bukan hanya tentang pelafalan yang benar. Ia juga menjadi jendela budaya. Melalui praktik ini, mahasiswa tidak hanya menguasai tata bahasa dan kosakata, tetapi juga memahami nilai-nilai estetika, empati, dan kepekaan budaya Jepang yang begitu halus.


Tak mengherankan jika mahasiswa kami mampu tampil percaya diri di berbagai forum budaya, baik di dalam negeri maupun saat menjalani magang di Negeri Sakura.


Magang ke Jepang Sejak Semester Lima


Salah satu kebanggaan kami adalah sistem yang memungkinkan mahasiswa berangkat magang ke Jepang sejak semester lima. Kami memiliki sistem konversi SKS yang fleksibel, sehingga pengalaman kerja internasional tidak mengganggu masa studi mereka.


Sebagian besar mahasiswa kembali dengan kemampuan bahasa dan pemahaman budaya yang jauh lebih matang, lalu menyelesaikan studi dan bahkan bekerja kembali di Jepang. Semua ini, salah satunya, dimulai dari hal sederhana seperti rodoku.


Rodoku untuk Pelajar dan Masyarakat


Rodoku tidak hanya kami kembangkan dalam lingkup kampus. Sebagai bagian dari pengenalan budaya dan pembinaan minat pelajar terhadap bahasa Jepang, kami juga mengadakannya dalam bentuk lomba.


Salah satu ajang yang rutin kami selenggarakan adalah Japaniversal, kegiatan tahunan dari Program Studi Sastra Jepang Untag Surabaya. Japaniversal dirancang sebagai ruang kreatif-edukatif untuk memperkenalkan kekayaan budaya Jepang kepada pelajar SMA/SMK melalui lomba rodoku, cosplay, pemutaran film Jepang, hingga bazar budaya.


Dalam konteks inilah saya percaya, rodoku bukan hanya milik kampus atau mahasiswa, melainkan bisa menjadi bagian dari gerakan literasi budaya lintas jenjang pendidikan.


Melalui kegiatan seperti Japaniversal, kami ingin menunjukkan bahwa membaca nyaring bukanlah praktik usang, melainkan cara modern dan efektif untuk membangun pemahaman lintas budaya, terutama di era global seperti sekarang.


Komitmen Untag Surabaya dalam Jembatan Budaya


Untag Surabaya adalah salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur yang paling konsisten mengirim mahasiswa Sastra Jepang ke Jepang, baik untuk magang, pertukaran budaya, maupun pekerjaan profesional.


Koneksi kuat ini lahir dari sistem pengajaran yang terstruktur, aplikatif, dan terus diperbarui agar relevan dengan kebutuhan industri dan kebudayaan Jepang saat ini.


Saya berharap semakin banyak pelajar dan orang tua menyadari bahwa pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Jepang, bukan sekadar soal nilai akademis. Lebih dari itu, ia menyentuh ranah kesenian dan kemanusiaan. Dan rodoku, dengan segala kesederhanaannya, adalah salah satu cara terbaik untuk memulai perjalanan tersebut. (Boby)


*) Novi Andari, S.S., M.Pd., Dosen Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas 17 Agustus Surabaya


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

\