Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam era globalisasi yang memungkinkan penjualan produk di berbagai negara, persaingan bisnis antar perusahaan semakin meningkat dan mengakibatkan perubahan dalam lingkungan bisnis global.
Prof. Dr. Siti Mujanah, MBA., Ph.D, seorang guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untag Surabaya menjadi narasumber dalam Seminar Nasional ‘Keberlanjutan Dunia Usaha Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis Global’ yang diadakan oleh Forum Dosen Ikatan Sarjana Ekonomi (FORDES ISEI) Surabaya.
Dalam presentasinya, Dosen FEB Untag Surabaya dengan konsentrasi manajemen sumber daya manusia tersebut membahas topik ‘Peran SDM Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis Global’ dan mengungkapkan bahwa produk dari luar negeri, baik yang besar maupun kecil, saat ini tersedia secara online maupun fisik di Indonesia.
“Produk sekecil apapun banyak diimpor, dan semua produk dari mana pun bisa masuk ke dalam negeri dan menciptakan persaingan sengit, sehingga FORDES mengangkat ini dalam berbagai perpektif bagaimana sikap kita, persiapan kita di dalam menghadapi usaha bisnis ini,” terangnya (12/10).
Kondisi SDM di Indonesia saat ini digambarkan oleh Siti sebagai seseorang yang tidak mau antri, melakukan korupsi dan mabuk-mabukkan untuk di anggap keren. Dirinya berpendapat bahwa hal tersebut perlu menanamkan kebiasaan yang lebih baik di dalam hati para Mahasiswa.
“Mayoritas SDM di Indonesia memiliki kreativitas rendah, tidak dapat berdikari, bukan self-starter, daya saing rendah, entalitas pegawai, efisiensi rendah,” terangnya.
Guru besar FEB Untag Surabaya tersebut menerangkan bahwa dalam meyusun strategi keberlanjutan usaha untuk menghadapi perubahan lingkungan global adalah dengan networking, melakukan inovasi produk dan layanan, financial support, digital marketing, dan SDM yang berkompeten.
“Masyarakat kita memiliki tingkat keterampilan belanja online yang canggih, namun sayangnya sebagian besar barang yang dijual adalah impor. Hal ini disayangkan karena sebenarnya kita memiliki kemampuan untuk memasarkan produk-produk lokal. Saya ingin mengusulkan agar kita mendukung produk-produk lokal ini, meskipun mereka mungkin memiliki harga yang sedikit lebih tinggi, karena kualitasnya tetap unggul,” ujarnya.
Dalam revolusi Industri 5.0, Siti mengungkapkan bahwa diperlukan SDM yang bersifat pembelajar, kreatif, memiliki kapasitas sosial yang tinggi, mendengarkan pendapat orang, berakal sehat, memiliki kemampuan problem solving yang baik, fleksibel, dan berani menghadapi tantangan perubahan yang dinamis.
“Akibat otomatisasi tidak dapat dihindarkan dan harus dihadapi dengan persiapan yang mendorong kesempatan untuk bertumbuh lebih lanjut sehingga membutuhkan SDM dengan skill yang optimal terutama modal psikologisnya (kognitif, perilaku,sikap kerja dstnya) serta manusia tangguh,” tutupnya (Ratna)