Seminar Terbuka Untag Surabaya bersama GUSDURian Memperluas Ruang Demokrasi

  • 14 Desember 2023
  • 329

Untag Surabaya bersama GUSDURian Peduli kembali menyelenggarakan diskusi dengan tujuan memperkuat pemahaman ideologi, nilai-nilai, dan praktik demokrasi di Indonesia melalui Seminar Terbuka 2023 ‘Indonesia Rumah Bersama: Memperluas Ruang Demokrasi’, pada (11/12/23).

 

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Auditorium Lt. 6, Gedung R. Ing Soekonjono Untag Surabaya dihadiri oleh organisasi mahasiswa lintas agama dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

 

Seminar Terbuka ini menjadi bagian dari serangkaian acara menuju Haul GusDur ke-14. Koor Gerdu Suroboyo, Siti Sumriyah, dalam sambutan pembukaannya, berharap bahwa kegiatan ini dapat menjaga warisan ajaran Gus Dur terkait demokrasi, baik di tingkat minoritas maupun mayoritas.

 

Turut hadir, J.Subekti, S.H., M.M, Ketua Yayasan 17 Agustus 1945 (YPTA), dalam sambutannya menyampaikan bahwa Untag Surabaya merupakan tempat memupuk anak-anak muda berjiwa nasionalis.


“Untag Surabaya tidak hanya sebagai tempat lembaga pendidikan sekaligus juga tempat untuk memperkenalkan nilai-nilai Kebhinekaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Untag Surabaya juga menjadi tempat menggembleng anak muda khususnya mahasiswa agar berjiwa nasionalis,” ujarnya (11/12).

 

Kegiatan Seminar Terbuka ini mengundang tiga pemateri, yaitu Jay Akhmad (Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian), Abdul Gafur, S.STP, M. Si (Penanggung Jawab Tim Pengawasan Ormas Asing dan Lembaga Asing Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia), dan Dr. Merry Fridha Tri Palupi, M.Si (Dosen di Untag Surabaya). Moderator yang memimpin diskusi, Dita Anis Zafani, M.E (Penggerak Komunitas GUSDURian Surabaya).

 

 

Abdul Gafur menyampaikan materi mengenai langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) dalam konteks pemilu.

 

“Pemerintah, terutama Kemendagri RI, memberikan fasilitas untuk kelancaran pemilu. Kami menghimbau masyarakat agar menjaga suasana riang gembira tanpa konflik. Dengan lebih dari 115 juta pemilih, mayoritas berasal dari kalangan pemuda. Oleh karena itu, memanfaatkan media sosial yang digemari oleh pemuda adalah langkah yang tepat bagi calon legislatif,” jelasnya.

 

Sementara itu, Jay Akhmad menjelaskan tentang kekurangan etika dalam sistem demokrasi kita.

 

“Etika Demokrasi perlu ditingkatkan. Gunakan media sosial dengan bijak, saring info sebelum dibagikan. Nilai-nilai Demokrasi ala Gus Dur, khususnya memberi dan menerima, perlu dijadikan contoh. Anak muda perlu terlibat dalam politik, seperti edukasi politik, menyuarakan pendapat, partisipasi aksi, pengawasan proses politik, advokasi kebijakan, dan masyarakat,” tuturnya

 

Dr. Merry Fridha Tri Palupi, M.Si, membahas perspektif demokrasi dari sudut pandang perempuan. Menurutnya, kehadiran perempuan dalam jabatan eksekutif masih sangat kurang. Bagi perempuan yang telah menjabat, diharapkan mereka dapat mengangkat isu-isu yang relevan dengan kondisi perempuan di Indonesia.

 

Sebagai penutup, Dita Anis Zafani, M.E., sebagai moderator dalam diskusi tersebut, menyimpulkan bahwa inti dari Demokrasi adalah kemaslahatan. (Laras)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id