Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam rangka Dies Natalis ke-58, UNTAG Surabaya menyelenggarakan pertunjukan wayang goes to campus pada hari Sabtu, 3 September 2016 di Lapangan Parkir Timur. Wayang dengan tema ‘Begawan Ciptaning’ menghadirkan dalang dari Kediri Ki Warseno Slenk, sinden cilik dari Kediri Dimas Niken Salindri, dan Ndoro Bei JTV Cak Percil CS.
Seni pertunjukan wayang kulit menjadi salah satu ciri khas kebudayaan yang memiliki nilai-nilai seni yang tinggi. Tetapi, seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, dan munculnya bioskop-bioskop, dan juga TV, pertunjukan wayang semakin terkikis ruangnya dalam mewarnai kancah hiburan masyarakat. Terlebih di era modern seperti sekarang ini, yang sudah merambah ke era internetisasi. Sehingga pertunjukan wayang hampir tidak memiliki ruang lagi di masyarakat.
“Dengan pertunjukan wayang ini, UNTAG Surabaya ingin menjadi universitas yang unggul, tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme,” kata Wakil Rektor 1 UNTAG Surabaya Dr. Andik Matulessy, M.Si kepada warta17agustus.com di kantornya, Selasa (30/8/2016).
Lebih lanjut dosen Fakultas Psikologi itu menjelaskan, UNTAG Surabaya telah rutin menyelenggarakan pertunjukan seni wayang kulit sejak tahun 2010. Kampus Merah Putih ini ingin memunculkan visi misi yang terlaksana dari berbagai kegiatan, menjadi unggul dengan tidak mengesampingkan nilai kebudayaan.
“Mahasiswa selain harus pinter dalam menghidupkan nuansa ilmiah, juga tidak lupa dengan budayanya sendiri. Untuk acaranya sendiri dilaksanakan setelah wisuda, paginya wisuda, malamnya wayangan,” tambahnya. Adapun hadiah udian pada pertunjukan seni wayang kulit ini adalah sepeda motor dan hadiah menarik lainnya.
Dr. Andik berharap mahasiswa UNTAG Surabaya tidak hanya mampu menciptakan karya kreatif dan inovatif, juga masih mengagungkan budaya negerinya, serta tetap mampu mempertahankan nasionalisme.