Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Meningkatnya pemakaian Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) di Indonesia didukung oleh Perpres No No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai.
Melansir laman Jawa Pos, jumlah EV (Electric Vehicle) yang terjual pada 2021 sebanyak 687 unit. Dan pada November 2022 terjual sebanyak 7.923 unit. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penjualan meningkat hampir 13 kali lipat.
Pemerintah juga sedang menjalankan skema insentif untuk pembelian KBL sebagai bagian dari upaya percepatan program. Dengan adanya insentif tersebut, diharapkan penjualan KBL akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Drs. Jupriono, M.Si, Dosen Pengantar Sosiologi Untag Surabaya, ?mengatakan kepada Tim Warta 17 Agustus (16/1) kemunculan KBL merupakan respon global terhadap penggunaan energi bahan bakar fosil yang berlebihan. Situasi ini memaksa hampir seluruh dunia untuk menggunakan energi alternatif.
“Ini adalah alasan yang terus-menerus diungkapkan oleh dunia, dan organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membantu mendapatkan keuntungan dari sumber energi terbarukan,” kata Jupri.
Menurut Jupri, meningkatnya pemakaian KBL di masyarakat tidak hanya membawa bermanfaat praktis, seperti bahan bakar yang lebih murah atau konsep hemat energi. Tapi itu juga membawa manfaat sosial yaitu kesadaran masyarakat akan konsumsi energi.
Ia memberi contoh kemudahan mengisi bahan bakar (BBM) kapan saja. Hal ini menyebabkan perilaku konsumsi yang tidak efisien.
“Ketika menggunakan kendaraan listrik, harus dialokasikan waktu tertentu secara disiplin. Atau kalau datang ke SPBU (pengisian baterai) itu tidak bisa waktu 1-2 menit, kan? Bisa jadi mengalokasikan 15 menit, minimal, untuk mengisi setidaknya untuk bisa berjalan beberapa kilometer,” ucapnya.
Jupri kemudian menjelaskan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dari China, Eropa, Amerika Serikat, dan India dalam hal kendaraan listrik secara keseluruhan. Mengutip penelitian tahun 2021 oleh University of Cambridge Jupri mengatakan bahwa sosialisasi dan penggunaan kendaraan listrik dapat menyelesaikan banyak masalah keadilan sosial dan kesehatan.
“Penggunaan kendaraan listrik, bukan hanya dari segi penghematan energi, bukan dari kita beralih saja. Tapi kita juga mengalihkan budaya kita atau cara kita bersosialisasi dengan kendaraan itu sendiri,” tutupnya. (Nabila)