Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pada tahun 2017 ini pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan baru tentang ujian berbasis komputer sebanyak tiga kali untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) sederajat. Menurut kepala SMPTAG Surabaya Wiwik Wahyuningsih, MM, sosialisasi kebijakan pemerintah tersebut terlalu mepet, sehingga membuat pihak sekolah kesulitan dalam hal penyediaan sarana pendukungnya.
“Bolehlah menyelenggarakan ujian berbasis komputer, tetapi jangan mendadak beberapa bulan baru disosialisasikan. Jika tahun depan ujiannya maka tahun ini disosialisasikan, jika mendadak kami kesulitan di prasarananya,” jelas Wiwik saat dikonfirmasi warta17agustus.com di kantornya, Rabu (24/5/2017).
Selanjutnya Wiwik menjelaskan, pada tahun 2017 siswa SMPTAG Surabaya yang mengikuti ujian sebanyak 108 siswa. Adapun ujian tahun ini ada tiga ujian yang harus ditempuh siswa, yakni ujian sekolah berbasis komputer (USBK), ujian sekolah berstandar nasional (USBN), dan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
“Untuk USBN dan UNBK memakai cromebook, alhamdulillah ujian berjalan lancar. Sedangkan UNBK menggunakan laboratorium komputer UNTAG Surabaya dan didukung penuh oleh BSI (Badan Sistem Informasi),” ucapnya.
Menurut Wiwik, SMPTAG Surabaya membutuhkan komputer paling tidak 70 unit komputer sehingga ujian bisa dilaksanakan selama 2 sesi. Jika mengikuti ujian sebanyak 3 sesi akan terlalu sore, dan siswa akan terlalu lama menunggu. Saat ini, komputer yang dimiliki SMPTAG Surabaya sebanyak 10 unit komputer.
“Persiapan ujian (USBK, USBN, dan UNBK) memakan waktu yang cukup lama, ditambah sikronisasi membutuhkan waktu sekitar 15 hari. Jika terus-terusan memakai laboratoriumnya UNTAG Surabaya, saya khawatir mengganggu perkuliahan,” ungkapnya. Wiwik berharap dengan adanya kebijakan baru pemerintah tersebut, pihak YPTA Surabaya memperhatikan penyediaan sarana prasarana untuk melaksanakan ujian berbasis komputer.