Sosialisasi Penggunaan Pupuk Campuran Pada Petani Jagung

  • 17 Januari 2023
  • 607

Jagung memiliki peranan penting dalam pengembangan industri di Indonesia. Semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di Indonesia, maka kebutuhan jagung sebagai bahan baku industri, juga semakin meningkat.

 

Muhammad Aldy Asyadur Rohman, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untag Surabaya, dalam Program Kegiatan Kerja Nyata (KKN) berkesempatan melakukan sosialisasi langsung kepada para petani jagung Desa Karangsono, Kabupaten Blitar mengenai strategi penggunaan pupuk campuran.

 

Bersama anggota kelompok 22 pada Program KKN Reguler, Aldy sapaan akrabnya didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Agustina Nababan, S.T., M.T. dalam menyelesaikan tugasnya.

 

Penduduk setempat Desa Karangsono, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Hal tersebut menjadi alasan Aldy untuk langsung terjun menemui para petani untuk melakukan sosialisasi mengenai penggunaan pupuk campuran yang berasal dari campuran pupuk kandang dan pupuk kimia. Sehingga hasil panen semakin meningkat dan tentunya lebih sehat dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.

 

“Saya tertarik dengan tanaman jagung karena jagung mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di Indonesia dan juga merupakan bahan baku untuk industri pangan  maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam. Jadi pupuk kimia atau pupuk buatan itu meningkatkan kadar asam dalam tanah, penggunaan pupuk ini harus dimodisikasi dengan cara mencampurkan pupuk kandang dengan pupuk kimia itu. Pupuk kandangnya dari peternakan ayam. Kelebihan pupuk kandang ini bisa mempengaruhi pertumbuhan fisik tanaman dan kimianya,” ujar Aldy.

 

Hasil penelitian selama mengikuti KKN tersebut menunjukkan bahwa tanaman yang diberikan pupuk campuran kandang ayam ini mempengaruhi secara signifikan terhadap kesuburan tanah juga pertumbuhan tanamannya. Bahkan lebih baik daripada menggunakan pupuk kandang hewan besar.

 

Proses mencampurkan pupuk kimia dengan pupuk kandang juga tidak dapat asal-asalan. Terdapat beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, antara lain :

 

1. Mapos


Mapos merupakan Kombinasi 75 persen pupuk kimia majemuk (NPK) dengan pupuk organik 25 persen (kompos). Pada masa penanaman diberikan pupuk N P K atau phonska 150 Kg/ha dan kompos 500 Kg/ha. Saat memasuki umur 21 hari diberikan pupuk N P K atau phonska, 100 Kg/ha dan kompos 500 Kg/ha. Saat berumur 42 hari diberikan pupuk N P K atau phonska, 100 Kg/ha dan kompos 500 Kg/ha.

 

2. Tapos
 

Tapos merupakan kombinasi dari 50 persen pupuk kimia tunggal (Urea, SP35, KCI) dengan pupuk organik 50 persen (Kompos). Saat masa tanam diberi pupuk Urea 100 Kg/ha, Sp36 50 Kg/ha, KCI 50 Kg/ha dan kompos 300 Kg/ha.  Saat berumur 21 hari diberi pupuk urea 75 Kg/ha dan kompos 300 Kg/ha. Saat berumur 42 hari diberi pupuk urea 75 Kg/ha dan kompos 300 Kg/ha.

 

Dalam pengaplikasian pada tanaman dapat dilakukan sebanyak 3 kali pemberian pupuk yaitu pada saat masa tanam sebagai pupuk dasar, umur 3 minggu atau 21 hari dan umur 6 minggu atau 42 hari.


Aldy menyampaikan harapan kepada para petani jagung Desa Karangsono, Kabupaten Blitar. “Penggunaan pupuk campuran lebih dianjurkan kepada petani daripada menggunakan hanya pupuk kimia saja. Semoga para petani memanfaatkan ilmu ini untuk diaplikasikan langsung di tanaman jagung itu dan semoga hasil panen semakin meningkat kuantitas dan kualitasnya,” ujarnya


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id