Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Toko es krim Mixue sedang hangat menjadi pembicaraan masyarakat. Pasalnya, toko minuman asal Zhengzhou Tiongkok ini berhasil menjamur di Indonesia.
Kehadiran Mixue di Indonesia berhasil menarik perhatian netizen sehingga kerap muncul gurauan “Jangan biarin riko kosong, nanti diisi Mixue”.
Salah satu ciri khas gerai es krim yang banyak dibicarakan yaitu logo Mixue. Karakter di logo Mixue yang bergambar boneka salju itu diartikan warganet sebagai "malaikat pencatat ruko kosong" atau yang bernama Snow King.
Dosen Komunikasi Pemasaran Untag Surabaya, Mohammad Insan Romadhan, S.I.Kom., M.Med.Kom, menanggapi Mixue-isasi merupakan tren yang menarik dalam dunia pemasaran. Menurutnya, perusahaan telah mampu menerapkan konsep strategi pemasaran secara tepat.
“Ada empat tools yang digunakan perusahaan dalam strategi pemasaran, yaitu price, product, place, dan advertising. Dalam hal ini, Mixue dapat memanfaatkan empat alat dengan baik,” papar Kaprodi Ilmu Komunikasi Insan Romadhan mengatakan kepada Tim Warta 17 Agustus (2/1
Kekuatan Mixue terletak pada harganya yang relatif terjangkau. Dalam teori strategi pemasaran, ini disebut penetapan harga penetrasi.
“Memang Mixue ini sengaja menjaga pasar es krim saat ini dengan harga murah. Ke depan, kami tidak tahu apakah penetapan harga penetrasi benar-benar memberikan harga terendah atau apakah mereka menaikkan harga secara bertahap nanti karena pesaing lain tersingkir,” jelasnya.
Selain harga penetrasi, harga jual Mixue juga terpengaruh karena perusahaan memiliki banyak cabang sehingga kebutuhan produksi perusahaan tinggi. Hal tersebut membuat Mixue mencapai skala ekonomis sehingga laku keras dan biaya produksi menjadi lebih rendah.
“Misal kita mau beli kemasan, tapi malah memproduksi ratusan pieces dengan mengeluarkan ribuan pieces, harganya jadi lebih murah ribuan. Keunggulan utamanya adalah harga terjangkau, biaya rendah dan sistem waralaba sehingga setiap cabang mengurus semuanya,” ucap Insan
Cita rasa produk tidak kalah dengan produk pesaing lainnya. Meskipun dijual dengan harga murah, Mixue benar-benar berhasil membuat produk yang bagus dan mampu bersaing di pasaran.
Selain itu tempat distribusi perusahaan Mixue mampu mengandalkan kekuatan dari beberapa hubungan atau kemitraan yang banyak sehingga tidak membutuhkan tempat yang mahal dan bagus.
“Tempat dan ruang yang fungsional dan strategis sehingga hal itulah yang membuat ekspansi Mixue makin massif dan memperbanyak cabang,” pungkas Insan
Dalam hal periklanan, Mixue menggunakan pemasaran media sosial Instagram, Tiktok, dll. agar produknya dapat dengan mudah dikenal banyak orang dan menjadi viral.
Kehadiran Mixue secara tidak langsung akan mempengaruhi toko-toko es krim dan minuman lainnya di Indonesia, meskipun tujuan dari masing-masing produk berbeda.
“Situasi saat ini menjadi viral dan krisis keuangan membuat semua orang sensitif terhadap harga Itu sebabnya bisnis lokal harus berimprovisasi, menciptakan produk baru dan terus berinovasi. Jika pasar ini tidak dipertahankan, kemungkinan akan beralih ke Mixue,” tutupnya. (Nabila)